MEMELIHARA POCONG MERANGKAK
#KisahNyata
Narasumber : Ari
Narasumber yang akan aku angkat ceritanya kali ini bernama Ari. Kejadian ini bermula ketika ia dan anak istrinya harus pindah ke Jogjakarta karena urusan pekerjaan.
disana mereka menempati rumah tua diselatan Jogja yang Ari sewa karena harganya murah. Dan seperti pada umumnya rumah tua, ukurannya pun cukup luas untuk Ari dan anak istrinya tempati.
Rumah itu terlihat bersih dan memiliki halaman yang luas, bagian belakang rumah juga ada kebun yang cukup terawat dengan baik, si pemilik rumah Pak Dharmo rupanya sangat baik merawat rumah itu. Ya semuanya sempurna, namun ada satu hal yang sedikit mengganjal, beberapa tetangganya Ari memberitahu kalau rumah itu sudah tidak ditempati selama 4 tahun. Tapi sudahlah Ari tidak mau terlalu memikirkan hal itu, karena ia merasakan kalau rumah itu baik-baik saja, selain memang terlihat kalau rumah itu dirawat dengan baik. Ia juga bukan termasuk orang yang penakut atau percaya hal klenik begitu saja.
Tanggal 15 Juli 1997 Ari dan anak istrinya mulai menempati rumah itu, dan semuanya baik-baik saja. Mungkin hanya masalah lampu yang memang harus Ari ganti karena redup dan beberapa ada yang mati.
Hari ketiga mereka tinggal disana. Tetangga Ari selalu menanyakan pertanyaan yang sama pada ia ataupun istrinya
”bagaimana disana? Betah? Ada yang aneh-aneh gak?” kata tetangganya
Walaupun sejujurnya Ari nyaman tinggal disana, tapi ia juga jadi penasaran dan mulai mencari informasi ke tetangganya
”emangnya kenapa pak? Ada apa dengan rumah itu?”
Akhirnya tetangganya itu pun menceritakan bahwa penghuni terakhir rumah itu adalah almarhum kakeknya Pak Dharmo, yang saat meninggal jasadnya baru ditemukan beberapa hari kemudian. Saat ditemukan kondisinya pun cukup aneh, karena jasad itu posisinya berdiri tepat disudut ruangan yang Ari tempati sekarang sebagai kamar utama. Bukan itu saja konon jasad itu sudah mengenakan kain kafan layaknya jenazah yang sudah siap untuk dikuburkan, saat itu ada sedikit kengerian yang muncul dibenaknya Ari. Ia tiba-tiba memikirkan istri dan anaknya, dan Ari pun memutuskan untuk tidak menceritakan hal ini kepada istrinya.
Seminggu sudah mereka tinggal disana dan belum ada gangguan sama sekali. Tapi ada satu hal yang membuat Ari dan istrinya bingung, kenapa stok makanan yang mereka simpan didapur selalu saja berkurang?
Mungkinkah ada tikus? Bisa jadi!!
Ari pun memasang jebakan tikus didapur, tapi hasilnya nihil. Mungkin tikus-tikus itu sudah pintar sekarang, mereka tahu kalau Ari pasang jebakan untuk mereka.
Sampai akhirnya sang istri menyuruh Ari untuk coba melihat apa yang terjadi, kalaupun itu tikus setidaknya Ari dan istrinya tahu dimana lubang keluar masuk mereka. Ari pun mulai begadang dekat dapur dengan posisi lampu ia matikan, sudah pukul 23.00 malam. Namun Ari belum melihat satu tikus pun yang keluar, rasa kantuk pun mulai menyerangnya dan akhirnya Ari tertidur didekat dapur.
Ari terbangun tepat pukul 01.00 malam, karena ia di kejutkan oleh suara
”gedebuk!!”
Mirip suara buntalan besar yang jatuh
” ya Allah... Apa itu??” pikir Ari
Ia pun mengusap matanya dan bergegas mendekat ke dapur
”astaghfirullah hal adzim... Apa itu??” Ari pun terkejut
Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat, ada buntalan putih, lusuh, dan kotor tergeletak didapur. mukanya hitam, mulutnya lancip dan itu adalah pocong!!
Sosok itu bergerak merangkak seperti belatung (pembaca tahu gimana belatung kalau bergerak kan), lalu Ari mencium bau bangkai dan tanah basah. Badan Ari mendadak kaku dan ia hanya bisa menatap sosok pocong yang mirip belatung itu merangkak dan merayap didepannya, kini ia tahu siapa yang mengambil stok makanan didapur. Sosok pocong itu pun merayap ke meja, dan Ari melihat sosok itu menghisap telur diatas meja. Lalu yang paling Ari takutkan pun terjadi, tiba-tiba sosok pocong itu menengok ke arahnya dan mengucapkan kata-kata yang ia tak mengerti apa maksudnya
”khhhhkkkkk.... kkkkkhhhhhkkkkkk.....” kurang lebih seperti itu
Ari pun tak kuasa menahan diri, hingga akhirnya ia pingsan dan baru tersadar tepat ketika adzan subuh berkumandang, Ari langsung bangun dari pingsannya, sementara istrinya tidak tahu apa yang sudah terjadi dengan Ari semalam. Saat istrinya bertanya, Ari hanya menjawab
”cuma tikus kok bu, tikusnya gede banget”
Ari berkata demikian karena ia tidak mau istrinya menjadi panik, yang ia pikirkan sekarang adalah. Apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana ia bisa mengusir sosok itu.
Keesokan harinya Ari mendatangi rumah Pak Marto tetangganya yang pernah menceritakan tentang rumah itu, beliau pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Namun sayang Pak Marto hanya bisa bercerita tapi tidak bisa memberikan solusi.
Konon menurut cerita Pak Marto sosok itu adalah sosok kakeknya Pak Dharmo yang dulu pernah melakukan pesugihan pocong, ia menjadi tumbal atas perbuatannya sendiri kala itu. Sosok pocong itu akan selalu berada disana, satu-satunya saran dari Pak Marto adalah Ari harus pindah rumah. Menurut Pak Marto, Ari bisa saja tinggal disana tapi dengan resiko jika sehari saja Ari tidak menyediakan makanan didapur, kemungkinan yang akan dihisap sosok itu adalah anak-anaknya Ari sendiri. Ari benar-benar bingung apa yang harus ia lakukan, uangnya sudah menipis dan tidak mungkin kalau ia tiba-tiba pindah begitu saja.
Ari pun memutuskan untuk tetap tinggal disana sampai ia gajihan, dan Ari harus menutupi apa yang sebenernya terjadi pada istrinya.
”Selama aku bisa menyediakan makanan pasti sosok itu tidak akan mengganggu keluargaku” pikir Ari saat itu
Lalu Ari bilang ke istrinya supaya menyediakan sedikit makanan untuk tikus-tikus didapur
”mah... Pisahin makanan itu dan sisanya kita simpan dilemari ya”
Sejak kejadian itu, entah kenapa Ari jadi memelihara sosok pocong tersebut, Ari jadi sering ke dapur saat malam tiba, hanya untuk melihat pocong yang ia pelihara melahap makanan yang ia sudah sediakan. Bukan tanpa alasan tentunya, semenjak Ari memelihara pocong merangkak itu ada saja rezeki yang datang padanya. Ari tidak pernah kekurangan uang sekarang, dan keluarganya semakin hidup bahagia.
Tepat setahun setelah Ari memelihara pocong merangkak, istrinya hamil, tapi Ari tidak menyangka bahwa usia kehamilan istrinya itu hanya sampai empat bulan saja, karena setelah melewati usia kandungan 4 bulan, tiba-tiba janin yang ada di perut sang istri mendadak hilang tanpa mengalami keguguran sama sekali, entahlah apakah ini ada hubungannya dengan Ari yang diam-diam memelihara sosok pocong merangkak??
Ari pun belum tahu sampai saat ini....
Sumber : https://m.facebook.com/groups/221196118983673/permalink/443057016797581/
0 komentar:
Posting Komentar