#Pembalasan sang mantan
#Fiksi
#Part 25
"Cepat ceritakan semuanya pada Aisyah atau aku yang akan memberitahunya," ancam Indah dengan suara datar namun penuh penekanan. Matanya menatap tajam kearah Adam yang nampak masih memegang perutnya yang masih terasa sakit akibat tinju Daffa.
"Iya Indah, iya..." jawab Adam.
"Aku ingin sekarang, aku sudah tidak tahan lagi menunggunya, aku betul2 tersiksa," tutur Indah dengan nada memelas.
"Besok Indah, besok. Aku janji," kata Adam asal. Padahal dia belum tau pasti, apakah dia sanggup mengakui dosa2nya dimasa lalu pada gadis yang dicintainya itu.
"Aku percaya padamu Dam, karena aku perhatikan kamu banyak berubah sekarang. Tapi jangan kamu buat aku kecewa lagi, atau..." ucap Indah menggantung.
"Atau apa Indah?" Adam penasaran.
"Atau kamu akan menyesal seumur hidupmu," sambung Indah menegaskan.
"Jangan ancam aku seperti itu Indah, aku janji besok akan aku ceritakan semuanya pada Aisyah," kata Adam panik. Entah apa yang akan dilakukan Indah bila Adam ingkar janji. Apakah Indah akan menyakiti dirinya? Atau Aisyah...? "Enggak...enggak.." gumam Adam sambil menggelengkan kepala membayangkan hal itu.
"Bayanganmu tepat sekali Dam. Makanya jangan coba2 berbohong lagi padaku," kata Indah seolah tau apa yang ada dalam fikiran Adam.
**********
Seperti biasa, Adam menjemput Aisyah setiap pagi untuk berangkat kekantor bersama. Itu sudah menjadi rutinitasnya sehari2. Saat sudah sampai dijalan depan rumah Aisyah, tampak Aisyah sedang bersama dengan seorang laki2. Laki2 itu tidak lain itu adalah Daffa, karena mobil putih milik Daffa terparkir disitu.
Sepertinya mereka sedang berdebat, terlihat dari gerak gerik mereka berdua walaupun tidak terdengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan. Tapi Adam begitu yakin, Aisyah akan setia kepadanya walaupun laki2 dari masalalunya itu kembali hadir.
Adam segera turun dari mobilnya dan menghampiri mereka berdua.
"Mas Adam?" Aisyah berlari mendekati Adam yang tetap setia dengan kacamata hitamnya yang selalu bertengger diatas hidung mancungnya.
"Ada apa lagi Pak Daffa, apa masih kurang jelas dengan perkataan kekasih saya kemarin?" Ucap Adam sambil terus berjalan mendekat. Dadanya sesak menahan emosi. Daffa masih saja mengejar Aisyah yang jelas2 sudah menolaknya.
"Ini bukan urusan anda," jawab Daffa singkat.
"Tentu sekarang ini menjadi urusan saya karena anda terus berusaha menggoda kekasih saya," tutur Adam datar.
"Anda hanya pelarian Aisyah, jadi jangan bangga,"
"Saya tidak ada waktu berdebat dengan anda. Ayo Aisyah, kita berangkat," kata Adam dengan santai. Mereka berduapun pergi meninggalkan Daffa yang tampak garang.
Tiba2 Daffa menarik lengan Adam dan kembali memberikannya bogem mentah pada perut Adam yang belum sembuh total.
Adam jatuh tersungkur sembari memegangi perutnya. Dia benar2 tidak menyangka akan mendapat serangan dari Daffa secara tiba2.
"Mas Adam!" Teriak Aisyah panik.
Daffa kembali mendekati Adam dan menarik pundak Manager itu dengan kasar.
"Stop Daffa, stop. Aku mohon jangan sakiti Mas Adam," ucap Aisyah memohon sembari berusaha menghalangi, karena Daffa tampak seperti orang yang kesetanan.
"Jangan halangi aku Aisyah," jawab Daffa terus berusaha mendekati Adam yang tampak tidak berdaya.
"Plaak" tamparan keras dari tangan lembut Aisyah mendarat tepat dipipi kiri Daffa.
"Aisyah?" Ucap Daffa sembari memegang pipinya yang terasa panas. Seakan dia tidak percaya dengan apa yang telah dilakukan gadis yang dicintainya itu.
"Jangan sakiti kekasihku !" Ucap Aisyah dengan nada tinggi dan tegas. "Tinggalkan kami sekarang juga !" Tambahnya lagi.
"Aisyah" Daffa tampak tertegun.
"Ayo Mas, kita pergi," ajak Aisyah sembari membantu Adam berdiri meninggalkan Daffa yang berdiri mematung.
Mereka dijemput oleh sopir kantor karena keadaan Adam tidak memungkinkan untuk membawa mobil sendiri.
"Langsung kekantor ya Pak," kata Adam setelah didalam mobil.
"Iya Pak" jawab Pak Hendra (sopir kantor)
"Mas, apa gak sebaiknya pulang? Keadaan Mas Adam kayak gini," saran Aisyah.
"Enggak sayang, kekantor aja, sebentar lagi juga bakalan baik," jawab Adam sambil tersenyum berusaha menutupi rasa sakit yang dirasakannya.
"Mas..."
"Sayang...aku gak papa kok," Adam meyakinkan.
Sampai sebesar itu pembelaan Aisyah terhadap dirinya, menampar Daffa didepan matanya. Apakah dia sanggup mengecewakan Aisyah dengan menceritakan masalalunya yang kelam?
**********
Siang itu Adam pulang lebih cepat, karena ada urusan pribadi yang harus diselesaikannya, begitu juga dengan Aisyah. Gadis itu tampak penasaran dengan apa yang akan diutarakan Adam.
Mereka berdua pergi kesebuah taman yang tampak sepi, karena hanya pagi dan sore hari disitu akan banyak pengunjung. Mereka berdua duduk disebuah kursi yang ada ditengah taman.
"Sayang, Mas ingin mengatakan sesuatu, sesuatu yang telah terjadi dimasalalu Mas," kata Adam membuka pembicaraan.
Aisyah hanya diam mendengarkan dengan seksama perkataan Adam. Dia tampak menatap mata Adam dengan dalam. Mata seseorang yang telah membuatnya menampar Daffa orang yang dulu pernah dicintainya.
"Sayang, Mas tidak sebaik dan sebersih yang kamu kira, masalalu Mas sangat kotor dan...," Adam menghela nafas panjang dan sejenak terdiam.
"Mas Adam, aku sayang sama Mas Adam, aku gak perduli dengan masalalu Mas," Aisyah menjawab tanpa menunggu Adam menyelesaikan ucapannya.
"Kamu yakin Aisyah, kamu mau menerima Mas setelah nanti kamu sudah mengetahui masalalu Mas?" Adam bertanya.
"InsyaAllah Mas," jawab Aisyah.
Aisyah menatap mata Adam dengan penuh keyakinan. Bahwa dia akan bisa menerima dan tidak memperdulikan masalalu Adam.
"Mas rasa kamu masih tidak mengerti dengan mimpi kamu yang kemarin, tentang seseorang yang bernama Indah," ucap Adam. Kembali dia terdiam.
"Indah?" Lirih Aisyah menyebut nama itu.
"Iya sayang, Indah," jawab Adam
----Next----
Disini saya sebagai penulis juga mempunyai kehidupan didunia nyata, kehidupan pribadi yang tidak luput dari masalah. Namun saya merasa disini punya tanggung jawab yang harus saya selesaikan secara profesional. Tidak tega dengan pembaca setia saya yang selalu menunggu lanjutan dari cerita yang saya buat. Disela2 semua masalah yang saya hadapi, tetap akan saya lanjutkan cerita saya ini, insyaAllah sampai selesai. Saya mohon do'a dari pembaca semuanya, semoga masalah didunia nyata saya dapat segera terselesaikan dengan baik (masalah yang tidak mungkin saya ungkap disini) Mohon do'anya selalu untuk saya. Do'a dari pembaca sekalian akan menjadi sumber kekuatan bagi saya. Terimakasih
Salam cinta dari saya penulis
Next episode 26. . .
0 komentar:
Posting Komentar