#Pembalasan sang mantan
#Fiksi
#Part 24
"Mas Adam, kok diem aja sih dari tadi? Gak kayak biasanya," Aisyah membuka pembicaraan karena dari pertama Adam datang menjemputnya, tidak sepatah katapun yang keluar dari bibirnya, hanya senyum yang terkembang, itupun terlihat terpaksa.
"Gak apa2 sayang, Mas Adam cuma ngantuk aja, jadi malas ngomong," jawab Adam sambil sekilas melihat kearah Aisyah. Kemudian pandangannya fokus lagi kedepan.
"Mas Adam gak bohong? Sepertinya ada yang Mas simpan dari aku," tutur Aisyah dengan tatapan curiga.
"Sayang, gak ada..." belum sempat Adam menyelesaikan perkataannya, tiba2 sebuah mobil putih menyalipnya dan berhenti tepat didepan mobilnya. Dengan segera Adam menginjak rem, nyaris terjadi tabrakan. Untung saja keduanya memasang sabuk pengaman.
"Berengs*k" maki Adam sambil memukul stir. "Kamu gak papa sayang?" Tanya Adam pada Aisyah yang tampak sangat terkejut.
"Gak apa2 Mas, sebenarnya siapa yang pakai mobil putih itu?" Aisyah balik bertanya.
Tanpa menjawab pertanyaan Aisyah, Adam segera turun dari mobil dan menghampiri mobil putih yang ada didepan mobilnya. "Turun !"bentak Adam sembari memukul kaca mobil putih itu. Adam tau pasti itu mobil Daffa.
Tidak perlu diminta dua kali, Daffa turun dengan senyum kecut yang terulas dibibirnya. "Selamat pagi Pak Adam," ucapnya dengan raut wajah tanpa dosa.
"Berengsek kamu," maki Adam sembari mendaratkan sebuah pukulan diwajah Daffa. Pukulan yang tidak dapat dielakkan oleh Daffa tepat mengenai pipi kirinya.
Daffa terlihat limbung dan tersandar pada mobilnya. Buru2 dia membetulkan posisi tubuhnya sembari memegang pipinya yang memerah karena pukulan dari Adam. "Kurang ajar" Daffa balas memaki dan memukul perut Adam dengan tinjunya.
Adam terbungkuk sembari memegang perutnya. Pukulan Daffa membuatnya sulit bernafas karena menahan sakit.
"Mas Adam !!" teriak Aisyah sambil turun dari mobil dan berlari menghampiri. "Daffa..." Ucap Aisyah terkejut begitu sudah dekat. Dari dalam mobil, Aisyah tidak mengenalinya karena Daffa memakai kaca mata hitam dan topi.
"Aisyah..." Daffa juga tidak kalah terkejutnya dengan gadis itu, karena dia benar2 tidak tau kalau Adam bersama dengan Aisyah didalam mobil itu.
"Apa yang kamu lakukan Daffa? Ini bahaya, bisa terjadi tabrakan !" Kata Aisyah dengan nada yang tinggi. "Aku benar2 kecewa sama kamu," tambahnya lagi. "Mas Adam gak apa2?" Tanya Aisyah kepada Adam yang masih memegangi perutnya. Gadis itu memapah Adam untuk diajak masuk kedalam mobil. Ini kali keduanya Aisyah menyentuh Adam setelah tanpa sadar dia dulu pernah memeluknya karena melihat penampakan didalam mobil Adam.
"Aisyah...dengar Aisyah, aku benar2 tidak tau kalau ada kamu didalam mobil itu," kata Daffa penuh penyesalan.
Aisyah tidak menggubrisnya, dia tetap memapah Adam dan membukakan pintu belakang Agar Adam duduk disana. Karena untuk menyetirpun itu tidak mungkin. Aisyah segera menelepon sopir kantor untuk datang.
"Aisyah, maafkan aku Aisyah," tutur Daffa sembari mendekati Aisyah yang masih berdiri didekat pintu belakang yang masih terbuka.
"Jangan dekati Aisyah !" Teriak Adam sambil berusaha turun dari mobil. Wajahnya memerah karena marah. Rasa sakit diperutnya akibat pukulan Daffa tadi tidak ia rasakan lagi karena dilihatnya Daffa mendekati Aisyah.
"Aisyah, aku mohon kembali padaku Aisyah, aku masih sangat mencintai kamu," ucap Daffa tanpa memperdulikan ucapan Adam.
"Kurang ajar kamu !" Maki Adam sambil kembali berusaha memukul Daffa, tapi Aisyah menghalanginya.
"Sudah Mas, jangan kotori tangan Mas Adam, orang seperti ini tidak perlu dihiraukan," ucap Aisyah.
Tanpa sadar, ucapan Aisyah itu sangat menusuk hati Daffa. Dia tertunduk sedih mendengar perkataan wanita yang sangat dia cintai itu. Seandainya saja dia tidak pernah melakukan kesalahan yang fatal, sudah pasti Aisyah kini telah halal untuknya.
"Aisyah aku mohon..." ucap Daffa menghiba.
"Sudah cukup Daffa, semuanya sudah berakhir. Cuma Mas Adam yang kini aku cintai," Aisyah menegaskan.
Daffa dan Adam sama2 terkejut, hanya saja terkejutnya berbeda. Bila Daffa terkejut karena kecewa, sedangkan Adam terkejut karena bahagia dan tidak menyangka Aisyah mau mengakuinya dihadapan mantannya.
"Aisyah, kamu pasti bohongkan? Cintamu padaku gak mungkin bisa pudar secepat inikan?" Kata Daffa dengan penuh harap.
"Saya rasa anda tidak tuli, anda sudah mendengar sendiri perkataan Aisyah. Jadi saya harap anda mau mengerti dan tidak mengganggu kami lagi," kata Adam penuh percaya diri.
"Anda jangan ikut campur ya, saya bertanya pada Aisyah," ucap Daffa jengkel.
"Yang dikatakan Mas Adam benar Daffa, jangan ganggu kami lagi, kami saling mencintai," Aisyah kembali menegaskan.
**********
Adam merasa diatas angin atas apa yang diucapkan Aisyah kepada Daffa. Sungguh dia tidak menyangka Aisyah setegas itu dan terang2an mau mengakui perasaannya didepan sang mantan.
"Aisyah...aku makin sayang sama kamu," gumamnya sambil tersenyum.
"Dan aku tetap menunggu janjimu," tiba2 terdengar suara sahutan.
"Indah" Adam menoleh, sosok Indah sudah berdiri disamping tempat tidurnya.
"Aisyah sudah mau mengakuimu, jadi kapan kamu mau mengakuiku?" Tanya sosok Indah sembari duduk ditepi tempat Adam berbaring.
"Secepatnya Indah, aku janji, aku masih menunggu waktu yang tepat," jawab Adam berusaha duduk sambil memegang perutnya yang masih sakit.
----Next----Episode 25
0 komentar:
Posting Komentar