l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Minggu, 28 Maret 2021

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan # part 20

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 20


"Aisyah, boleh Mas bertanya?" Tanya Adam disela2 makan siangnya. Karena ucapan Daffa melalui chating semalam selalu mengganggu fikirannya. Sakit rasanya mengingat kekasihnya lebih memilih chatingan dengan pria lain dan mengabaikan chat darinya.


"Mau tanya apa Mas?" Aisyah menjawab dengan mengeryitkan keningnya. Adam terlihat sangat serius, sebenarnya ada apa, pikir hati Aisyah.


"Kenapa chat Mas semalam gak kamu balas, bahkan gak kamu baca, Mas lihat kamu online, kamu sibuk chatingan sama siapa Aisyah?" Adam mencecar dengan pertanyaan.


Bukannya menjawab, Aisyah malah tersenyum. Ternyata Pak Manager ini cemburu padanya. 


"Kok malah senyum?" Tanya Adam.


"Mas Adam cemburu ya?" Aisyah balik bertanya. "Aku lagi video call sama Dewi adikku Mas. Chat Mas aku baca kok, tapi agak lama memang. Ketika aku membalasnya, ternyata kuotaku habis, jadi tidak terkirim," terang Aisyah panjang kali lebar.


"Kamu gak bohong Aisyah?" Tampaknya Adam kurang yakin.


"Iya Mas, ini buktinya," kata Aisyah sembari menyodorkan ponselnya kepada Adam untuk diperiksa.


Ternyata memang benar, hingga larut malam Aisyah melakukan panggilan video dengan adiknya. Dan Aisyah juga membalas chat darinya, tapi tidak terkirim. Ternyata Daffa berbohong padanya.


"Sekarang Mas percaya?" Tanya Aisyah.


"Maafin Mas Aisyah, sudah curiga sama kamu," kata Adam sembari mengembalikan ponsel milik Aisyah. "Ntar Mas belikan paket ya," tambah Adam lagi.


"Gak usah Mas, aku udah beli kok, belum sempat aja masukinnya," jawab Aisyah. "Ini dia" tambahnya sembari menunjukkan voucher yang diambilnya dari dalam tas.


"Oo gitu ya," kata Adam. Dia tampak begitu lega sekarang.


**********


Aisyah pulang lebih dulu diantar sopir kantor karena Adam lembur hingga larut malam. Jam didinding sudah menunjukkan pukul 23.00

Adam masih sibuk dengan file2 yang menumpuk dimeja kerjanya, entah jam berapa semuanya akan selesai.


Tiba2 saja lampu padam, seketika semuanya menjadi gelap gulita. Tangan Adam buru2 mencari ponsel yang tergeletak dimeja kerjanya. Tapi apa yang teraba olehnya? Seperti tangan yang begitu dingin. Cepat2 Adam menarik kembali tangannya.


"Hihihihi..." terdengar suara tawa yang begitu keras menusuk kegendang telinga Adam. Disusul kemudian dengan suara tangis bayi yang begitu menyayat hati.


"Indah" Adam memanggil. Karena suasana begitu gelap, Adam tidak dapat melihat apapun.


"Kesabaranku sudah habis Dam, sudah begitu lama aku menunggu pengakuanmu atas dosa2mu," terdengar suara Indah dengan nada marah. "Begitu kejamnya kau padaku dan anak kita," tambahnya lagi.


"Indah, maafkan aku Indah, aku belum bisa mengakuinya, aku mohon beri aku waktu," suara Adam menghiba.


"Kesabaranku ada batasnya Dam !!" Jawab Indah disusul dengan cekikan yang begitu kuat dileher Adam.


"Indah" teriak Adam sembari berusaha melepaskan cekikan tangan dingin Indah dari lehernya. Namun cengkeraman tangan Indah makin kencang. Sulit bagi Adam untuk bernafas.


"Am-puni a-ku In-da-h," suara Adam terputus2.


"Apa dulu kamu mengampuniku? Bahkan kamu tega membunuhku yang sedang mengandung anakmu. Kamu jahat Dam !" Teriak Indah sembari melemparkan Adam sehingga dia menabrak dinding.


Dengan susah payah Adam bangkit dan meraba2 karena kondisinya begitu gulita.


"Indah, ampuni aku...beri aku waktu...akan ku akui semuanya pada Aisyah," Adam memohon.


"Waktumu sudah habis Dam, aku tidak sabar lagi !" Jawab Indah sembari mencekik kembali leher Adam. 


"Ampun Indah..." 


"Triiiing" suara panggilan masuk dari ponsel Adam, seketika ruangan sedikit ada cahaya karena layar ponsel yang menyala.


Tiba2 cekikan dileher Adam terhenti meninggalkan bekas yang begitu nyeri. Buru2 Adam menggapai ponselnya, ternyata Aisyah yang menelepon.


"Assalamualaikum Mas Adam," Aisyah mengucap salam dari ujung telepon.


"Wa'alaikum salam Aisyah," jawab Adam sembari menatap kesekelilingnya memastikan bahwa Indah tidak ada lagi disitu.


"Mas Adam belum pulang?" Tanya Aisyah.


"Belum Aisyah, kerjaan Mas masih banyak," jawab Adam sembari memegang lehernya yang terasa sakit akibat cekikan tadi. "Terimakasih Aisyah, kamu sudah menolong Mas," tanpa sadar Adam berkata.


"Menolong? Menolong apa Mas?" Tanya Aisyah bingung.


"Eeee...bukan menolong, menelepon maksud Mas," jawab Adam gugup, dia keceplosan.


"Ooo" 


Tiba2 lampu kembali menyala dan semuanya kembali terang benderang. Kertas2 yang menumpuk dimeja banyak yang berserakan dilantai akibat insiden barusan.


"Aku kesitu ya Mas, biar aku bantu," kata Aisyah menawarkan diri.


"Gak usah Aisyah, kamu istirahat aja," Adam melarang. "Banyak begadang nanti kamu sakit," tambah Adam.


"Ya udah kalau gitu Mas, Mas hati2 ya? Cepat pulang kalau sudah selesai. Kalau ngantuk, pulangnya minta antar sopir aja ya," Aisyah berpesan.


"Iya nyonya Adam Hermawan," jawab Adam sambil tersenyum.


"Apaan sih?" Aisyah tertawa mendengar perkataan Adam. "Ya udah, aku tutup teleponnya ya Mas. Assalamualikum..."


"Wa'alaikum salam," jawab Adam.


Karena takut Indah akan datang lagi, Adam meminta asistennya untuk menemaninya. 


Akhirnya pekerjaan Adam selesai juga, sudah jam 03.00 dini hari. Adam segera bergegas pulang, begitu juga dengan yang lainnya. Hanya security yang bertugas shif malam yang tinggal.


Dengan mata yang berat Adam menyusuri jalan yang mulai lenggang. Ingin minta antar sopir kantor dia tidak tega, karena hari sudah sangat larut, bahkan menjelang pagi.


Tiba2, sebuah mobil putih menyalip mobil Adam dan berhenti tepat didepannya. Dengan mendadak Adam menginjak rem agar tidak terjadi tabrakan. 


Keluar dari mobil putih itu seorang laki2 yang Adam kenal. Sungguh buruknya nasib Adam, gangguan selalu saja datang, tidak dari indah...dari Daffa...


Adam segera turun dari mobil dan menghampiri Daffa yang sudah berdiri tepat didepan mobilnya. "Apa yang anda inginkan Pak Daffa?" Adam bertanya dengan geram.


"Keinginan saya sederhana saja Pak Adam, jauhi Aisyah," jawab Daffa dengan santai. "Saya tidak suka anda dekat2 dengan Aisyah," tambahnya lagi.


"Aisyah pacar saya, bagaimana bisa saya dilarang untuk dekat2 dengan dia," jawab Adam sembari tersenyum kecut.


Pukulan Daffa diwajah Adam tidak dapat dihindari, seketika Adam jatuh tersungkur dengan sudut bibir yang berdarah. Adam segera bangkit dan baku hantam tidak dapat terelakkan lagi. Keduanya sama2 babak belur dengan wajah yang lebam.


**********


"Mas Adam, wajah Mas kenapa?" Tanya Aisyah keesokan harinya saat Adam menjemputnya.


"Biasa, cowok. Kalau gak berkelahi gak keren," jawab Adam sambil tersenyum. Padahal wajah dan tubuhnya terasa sakit semua, ditambah lagi cekikan Indah dilehernya yang sedikit lecet dan membiru.


"Mas ribut dengan siapa?" Aisyah menyelidik.


"Biasa, anak2 yang suka nongkrong2 dipinggir jalan," jawab Adam berbohong. "Mau minta uang, ya udah Mas ajak berantem aja," tambahnya lagi masih dengan berbohong.


"Mas Adam bohong kan?" Kata Aisyah sembari menatap wajah Adam dengan pandangan yang begitu dalam...


----Next----part 21

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

trenggalek

Definition List


Selamat datang di Blog kecil kami. sebuah catatan perjalanan yang tak pernah usai.

Unordered List

Support