l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Rabu, 24 Maret 2021

Ceita Horor | Pembalasan sang Mantan part#13

 #Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 13


Kembali mereka menyusuri jalan yang waktu itu pernah mereka lewati. Jalanan yang begitu sepi, apalagi malam seperti ini. Sesekali Yudi memperhatikan wajah sahabatnya itu. Sahabat yang banyak membantunya setiap kali dia ada masalah, terlebih masalah keuangan. 


"Dam, optimis ya, jangan putus asa," ucap Yudi membuka pembicaraan, karena dari tadi mereka hanya diam saja sibuk tenggelam dalam fikirannya masing2.


Adam hanya menoleh sekilas kearah Yudi dengan tidak menjawab atau sekedar mengangguk sebagai respon ucapan sahabatnya itu. Tampak sekali dia mengalami syok yang luar biasa.


"Maaf Dam, apa gak sebaiknya kamu mengakui kesalahanmu dimasa lalu?" Kata Yudi yang memang sudah mengetahui rahasia hidup Adam. Karena memang tak sedikitpun ada rahasia diantara mereka.


Seketika Adam menoleh kearah Yudi, nampak dia terkejut dengan usulan sahabatnya itu. Mengakui kesalahannya sama saja dengan bunuh diri. Karena akan semakin sulit dia untuk mendekati Aisyah Putri Cahyani, wanita yang sangat diinginkannya untuk menjadi kekasihnya.


"Gila kamu Yud, bisa2 aku tambah sulit untuk mendapatkan cinta Aisyah," jawab Adam tidak setuju dengan usul Yudi. "Aisyah gak seperti cewek2 lain yang aku dekati selama ini, dia beda. Buktinya sampai sekarang dia belum menjawab pernyataan cintaku. Kalau gadis lain gak perlu menunggu sudah langsung diiyakan," tambah Adam lagi.


Yudi hanya diam saja mendengar perkataan sahabatnya itu. Dia tau betul perasaan Adam. Adam yang dia kenal selama ini belum pernah menjadi pengemis, pengemis cinta. Gadis bernama Aisyah itu sudah mampu membuat Adam berlutut dalam kesombongan karena ketampanan dan kekayaanya.


Tiba2 saja mesin mobil mati, apa mungkin kehabisan bensin? Mana mungkin, mobil Adam selalu full tank.


"Ada apa Yud?" Tanya Adam kemudian.


"Gak tau nih Dam, tiba2 aja mati," jawab Yudi sembari mencoba mengstarternya. Berkali2 mencoba tapi tetap tidak bisa. Akhirnya Yudi turun diikuti Adam untuk memeriksa mesin. 


"Gak ada masalah," kata Yudi sesaat setelah mengotak atik mesin mobil. Yudi terlihat bingung harus berbuat apa, sementara Adam duduk diaspal menekuk lutut sembari  meremas2 rambutnya yang nampak kusut.


"Indah....maafkan aku Indah....!" Teriak Adam sambil terus meremas2 rambutnya dan menangis. Dia tampak begitu syok. Tampak sekali penyesalan diwajah playboy itu.


Yudi sungguh tidak tega melihat sahabatnya itu. Belum pernah seumur hidupnya dia melihat Adam menangis, baru kali ini.


Tiba2 angin bertiup kencang menjatuhkan daun2 kering dari pepohonan yang ada disisi kiri dan kanan jalan. Tampak sesosok wanita berbaju putih melayang2 sembari menggendong bayi tertawa cekikikan.


"Hihihihihi...." suaranya begitu menakutkan membuat bulu kuduk meremang. Sosok itu turun tepat dihadapan Adam yang masih menangis. "Ini dosa dan kesalahanmu Dam, kau perlakukan aku dengan kejam !" Ucap sosok itu dengan nada tinggi.


"Maafkan aku Indah, aku benar2 menyesal," ucap Adam sambil terus menangis.


"Apakah penyesalanmu berguna untukku? Kata sosok itu.


"Indah ampuni aku..." ucap Adam lagi sembari bersimpuh dihadapan sosok yang menggendong bayi itu.


"Ini anak kita yang mati sebelum sempat aku melahirkannya, tidakkah kau merasa memilikinya? Dia buah cinta kita Dam, tidakkah kau menyayanginya," kata sosok itu sembari menangis.


Yudi yang menyaksikan itu semua ikut menitikkan air mata, sungguh dia kasihan dengan Indah, tapi dia juga tidak tega dengan Adam yang selalu diteror dan dihantui rasa bersalah dan penyesalan.


"Indah aku mohon, jangan hukum aku seberat ini, aku menyesal," kembali Adam memohon.


"Kalian mau kemana? kedukun? Untuk apa? Untuk mengusirku?" Tanya sosok itu sambil memandang kearah Adam dan Yudi bergantian. "Itu tidak akan bisa membuatku pergi, itu akan sia2. Aku begitu sakit dan menderita hidup terombang ambing didua dunia seperti sekarang ini, untuk membunuhmu aku tidak mampu, aku tidak memiliki kekuatan seperti itu, lagi pula...aku mencintaimu," ucap sosok itu sembari terus menangis. Tak lama kemudian sosok itu lenyap entah kemana.


Yudi segera berlari menghampiri Adam yang masih bersimpuh sambil menangis. "Ayo Dam, kita pulang. Aku tau solusinya Dam," kata Yudi sembari membantu Adam untuk berdiri.


**********


Yudi membawa Adam pulang kerumahnya, tidak tega rasanya bila harus membiarkan Adam seorang diri dirumahnya dalam keadaan seperti ini.


Adam terus saja melamun dengan tatapan mata kosong. Selalu terucap dari mulutnya "maafkan aku Indah" Saat menjelang pagi Adam baru bisa tertidur. Yudi membiarkannya untuk beristirahat, karena dia tau pasti Sahabatnya itu begitu lelah dan syok dengan semua kejadian yang dialaminya.


**********


Jam 8 pagi Aisyah sudah sampai dikantornya, dia seperti mencari2 seseorang. Mugkinkah Adam? Pandangannya menyapu keseluruh ruang yang ia lewati. "Permisi Pak, apa Pak Adam belum datang ya?" Tanya Aisyah pada seorang OB.


"Belum kayaknya Buk," jawab OB itu.


"Makasih ya pak," kata Aisyah 


OB itu hanya mengangguk sambil teesenyum kemudian kembali meneruskan pekerjaannya.


"Gak biasanya Mas Adam belum berangkat jam segini," gumam Aisyah lirih.


"Ehm, cari siapa Neng," tanya Dina (rekan kerja Aisyah) dengan pandangan mata menyelidik. "Cari Pak Manager ya?" Tambahnya lagi. "Menurut kabar sih beliau sedang sakit jadi gak masuk kerja hari ini," kata Dina lagi.


"Sakit," ucap Aisyah lirih. Tapi semalam setelah mengantarnya pulang Adam tampak baik2 saja, kenapa tiba2 bisa sakit?. Seharian ini Aisyah nampak tidak konsentrasi, fikirannya selalu tertuju pada atasannya itu. 


**********


"Ayo Dam, kita harus bertindak sekarang, ini untuk kebaikan kamu," kata Yudi pada Adam sesaat setelah Adam bangun tidur dan mandi.


"Apa yang akan kita lakukan Yud? Kedukun?" Tanya Adam.


"Gak Dam, kita harus kekostan Indah yang dulu, mencari jasadnya dan memakamkannya dengan layak," jawab Yudi menjelaskan.


"Apa? Gak salah dengar aku Yud? Apa kamu sudah gila?" Ujar Adam tidak percaya dengan usulan Yudi.


"Itu satu2nya jalan Dam, kita harus menyempurnakan pemakaman Indah," kata Yudi dengan yakin. "Masalah kamu mau mengakui kesalahan kamu dimasa lalu pada Aisyah atau tidak, itu urusan kamu," tambah Yudi lagi.


Adam tampak berfikir...


"Ayolah Dam, percaya sama aku, ini untuk kebaikan kalian," bujuk Yudi.


"Baiklah, ini untuk Indah, anakku dan Aisyah,"  kata Adam menyetujui usulan Yudi


-----NEXT----'part 14

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

trenggalek

Definition List


Selamat datang di Blog kecil kami. sebuah catatan perjalanan yang tak pernah usai.

Unordered List

Support