#Pembalasan sang mantan
#Fiksi
#Part 15
Aisyah mengompres memar dikeningnya menggunakan air hangat yang disiapkan oleh Adam, dia tampak meringis menahan sakit. Sesekali juga dia tampak tersenyum karena atasannya yang cool itu sudah beralih profesi menjadi asisten pribadinya.
Sementara Adam hanya memperhatikannya dengan wajah cemas. Gadis itu sungguh telah membuatnya bertekuk lutut dan meletakkan keangkuhan karena ketampanan, kekayaan dan jabatannya. Ironis sekali, seorang playboy tampan dan kaya kini menjadi budak cinta.
"Mas Adam, sebaiknya Mas pulang aja, aku udah gak papa kok," kata Aisyah sembari meletakkan handuk kecil yang digunakannya untuk mengompres memarnya dibaskom kecil berisi air hangat.
"Oke kalau kamu merasa udah baikkan, Mas pulang dulu ya,"
"Iya Mas, makasih ya udah peduli sama aku," tutur Aisyah.
Adam hanya tersenyum dan segera berlalu sembari merogo kunci mobil disaku jeansnya, kemudian menghilang dibalik pintu.
"Mas" tiba2 Aisyah memanggilnya.
Yes, dengan segera Adam kembali melongok kedalam kamar, mungkin Aisyah berubah pikiran dan menyuruhnya untuk tinggal lebih lama.
"Tolong pintu yang rusak karena Mas dobrak tadi dibetulin dulu ya," kata Aisyah sambil nyengir kuda 😁
Oh no....kirain
**********
"Pagi Pak," sapa seorang security begitu Adam sampai dikantor tempatnya bekerja.
"Pagi" jawab Adam singkat sembari melepas kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Penampilannya sungguh mengundang decak kagum bagi kaum hawa yang memandangnya.
Adam langsung menuju keruang kerjanya, diatas mejanya telah menumpuk beberapa map dan surat2. "Huuf" Adam menghempaskan pantatnya dikursi. Dia tampak tidak bersemangat, apalagi dia tau kalau Aisyah tidak masuk kerja hari ini.
Sungguh kehadiran Aisyah sangat memenuhi fikirannya, apalagi pernyataan cintanya belum mendapat jawaban. "Aisyah" gumamnya lirih. Adam terlihat memejamkan matanya berusaha mengusir bayangan gadis itu.
"Kamu belum jujur Dam," tiba2 terdengar suara bisikan.
Adam segera membuka matanya dan menyapu seluruh ruangan dengan pandangan. Dia tampak sedikit ketakutan. "Indah" Adam memanggil.
"Iya Dam, jujurlah...akuikah aku dan anakmu," terdengar suara bisikan lagi.
"Indah, aku mohon jangan Indah, aku gak bisa," kata Adam sembari menoleh kekanan dan kekiri mencari sumber suara. "Aku akan makin sulit mendapatkan hati Aisyah nantinya," tambah Adam.
"Jujurlah...kami hanya ingin diakui,"
Kemudian terdengar suara tangisan bayi yang begitu nyaring. Adam menutup kedua telinganya sambil menangis. "Indah, aku mohon Indah, jangan hukum aku seperti ini. Ampuni aku Indah," ratap Adam.
"Tok..tok..tok.." terdengar ketukan dipintu.
"Permisi" suara lembut yang begitu dikenal oleh Adam.
"Aisyah" Adam segera berlari kearah pintu dan membukanya. Benar saja, gadis cantik dengan hijab berwarna biru itu sudah berdiri didepan pintu ruang kerjanya dengan wajah terkejut.
"Mas Adam, kok repot2 bukain pintu?" Tanya Aisyah terheran2.
Yang ditanya hanya bengong seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Gadis itu ada didepan matanya sembari memeluk map didadanya yang selalu tertutup hijab.
"Mas" Aisyah memanggil sambil melambaikan tangannya berusaha menyadarkan atasannya itu dari lamunan.
"Aisyah" panggil Adam lirih.
"Iya Mas,"
"Kok kamu kerja, bukannya Mas suruh istirahat dirumah?" Kata Adam kecewa bercampur bahagia.
"Sudah baikkan Mas, gak betah dirumah gak ada kerjaan," jawab Aisyah sambil tersenyum. Duh...senyumnya itu loh yang menghanyutkan Adam sampai kelaut 😂
**********
Saat jam istirahat, Adam mengajak Aisyah untuk makan diresto seafood seberang kantor.
"Maaf Mas, bukannya aku gak mau, tapi gak enak sama teman2 yang lain," jawab Aisyah, karena sudah sering dia mendapat sindiran dari teman2 kerjanya terutama Dina. Sebab sepertinya Dina menaruh hati pada Adam. Kedekatan Adam dengan Aisyah membuat Dina cemburu.
"Aisyah...please," Adam memohon dengan wajah menghiba.
Bila sudah seperti itu, Aisyah tidak akan tega menolak lagi. Dengan berjalan kaki mereka pergi keresto seafood itu.
Adam memandang kening Aisyah yang memar karena tragedi semalam. Ingin rasanya dia mengusap luka itu atau bila perlu mengecupnya untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi apalah daya...mungkin pukulan menggunakan tas yang akan diterimanya. Nasib..
Nasib...😢
**********
"Aisyah, apa kamu sudah bisa memberi jawaban atas pernyataan cinta Mas sekarang? Mas benar2 butuh kepastianmu," kata Adam setelah mereka selesai makan. Mata Adam memandang penuh harapan.
Aisyah menunduk, dia tampak berfikir, entah jawaban apa yang akan diberikannya. Rasa suka itu memang ada, tapi dia takut kecewa untuk yang kedua kalinya. Rasa sakit dihatinya belum sepenuhnya hilang saat dia ditinggal menikah oleh kekasihnya yang ternyata telah menghamili gadis lain. Tanpa sadar air mata menitik dari sudut matanya.
"Aisyah, Mas minta maaf kalau Mas terkesan memaksa," tutur Adam menyesal begitu dilihatnya air mata Aisyah yang jatuh menetes.
"Enggak Mas, ini bukan salah Mas Adam," jawab Aisyah sambil terus menitikkan air mata.
"Jadi, kenapa kamu menangis Aisyah?" Tanya Adam.
"Aku masih butuh waktu Mas, tolong mengerti aku," jawab Aisyah sembari sekilas menatap wajah tampan atasannya itu.
"Baik Aisyah, Mas gak akan memaksa, Mas akan menunggu sampai kamu siap menjawabnya," tutur Adam.
**********
Aisyah tidak dapat tidur memikirkan Adam, bayang2 cinta masa lalunya selalu hadir memenuhi isi kepalanya. Pengkhianatan yang dia dapatkan sungguh teramat menyakitkan. Bahkan sekedar untuk melanjutkan hiduppun dia merasa berat.
"Mas Adam, jawaban apa yang akan aku beri Mas?" Gumam Aisyah lirih.
----Next----
Terimakasih buat reader sekalian yang sudah bersabar hati menunggu kelanjutan dari cerita ini. Sungguh saya sangat tersanjung dengan apresiasi yang luar biasa ini. Ingat !! Selalu tinggalkan jejak, karena like dan komen reader sekalian adalah penyemangat saya selaku penulis (kaleng2)
0 komentar:
Posting Komentar