l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Senin, 29 Maret 2021

Cerita Horor | Sebut Namaku Lasmi Eps.3

 SEBUT_NAMAKU_LASMI_MAS


#PART_3

     Semenjak kejadian itu, Rahmat sedikit murung. Lelaki itu tak menduga akan mengalami dimensi waktu yang berbeda, dan tak percaya jika Lasmi bukan manusia. Rahmat meyakini jika Lasmi adalah perempuan yang sebenarnya. Bukan menurut alibinya yang tidak jelas mengarahkan jika Lasmi itu jin, setan, atau sebangsanya. 


     Hari demi hari Rahmat menjalani kehidupan seperti biasa, tak lupa dia pun sering mendatangi tempat di  mana dia berjumpa dengan Lasmi dan di mana terakhir kali mereka bertemu. Namun, lelaki itu tidak menemui titik terang sedikit pun. Hal itu sudah berlangsung hampir beberapa tahun. Dan mengenai keberadaan Lasmi, sungguh membuat Rahmat semakin bersedih serta menyisakan bobot badan yang tak semestinya. 


🍁🍁🍁


     "Pak Rahmat, ini ada titipan dari seorang perempuan. Katanya ini milik bapak yang tertinggal di rumahnya." Seorang kurir memberikan sebuah bungkusan dengan hati-hati 

     Rahmat membuka bungkusan tersebut. Ternyata isinya ialah jaket kulit yang miliknya yang tertinggal di rumah Lasmi.


     Mata Rahmat menyalang tak percaya, dengan apa yang dia lihat. Tanpa pikir panjang, lelaki itu berlari keluar ingin menanyakan pada kurir yang telah membawa bingkisan jaketnya.


     Namun, langkah Rahmat begitu lebar seakan melupakan orang-orang di sekitar yang melihat tingkah lakunya ketika itu. 


     "Pak! Tunggu!” 


     Teriakan Rahmat menggema pada ruangan resepsionis. Semua mata memandang tak dia hiraukan sama sekali. Lelaki itu segera menemui kurir tersebut. Untungnya si kurir masih berbincang dengan satpam kantor ini, sehingga masih ada kesempatan dirinya untuk menanyai siapa pengirim bingkisan jaketnya tadi.


     "Pak, tolong beri tahu saya bagaimana ciri-ciri orang yang telah mengirimkan bingkisan ini!” jelas Rahmat sambil memegang pundak si Kurir. Memohon agar memberi tahu siapa pengirimnya, karena tidak terlihat jelas siapa pengirim, yang ada hanya tercantum alamat tujuan kantor A atas nama Rahmat Rahadi. 


     Saat diperiksa, kurir pun ikut kaget, beliau mengatakan jika tadi alamat si pengirim  sangat jelas, tapi mengapa bisa tidak nampak setelah diterima oleh Rahmat, sungguh di luar dugaan. 


     "Maaf, sekali lagi. Apa bapak tau di mana bapak mengambil bingkisan ini? Paling tidak masih ada arsip pengiriman di kantor Bapak!" Dengan nada sedikit memaksa Rahmat kembali menanyakan siapa yang mengirim bingkisan tersebut.


     "Sebenarnya ... saya mengambil bingkisan ini di rumah blok C jalan Anggrek nomor 28 Pak!" Mendengar ucapan kurir tersebut Rahmat sangat lega, ada kemungkinan dia bisa bertemu Lasmi kembali. 


     "Terima kasih, Pak!” Rahmat memegang tangan kurir dengan penuh bahagia. Di benaknya kala itu, dia harus segera ke alamat yang telah ditunjukkan sang kurir.


     Setelah jam pulang kantor, Rahmat ingin  menyegerakan pergi ke rumah Lasmi. Entah itu Rumah Lasmi atau bukan, yang pasti tekat Rahmat harus ke alamat tersebut dan mencari tahu siapa Lasmi yang sebenarnya.


🍁🍁🍁


     Rahmat melihat rumah mewah nan megah berlantai dua, serta banyak tanaman hias serta bunga-bungan antik yang berjajar. Lelaki itu masuk melewati pintu gerbang utama tanpa adanya pengaman sama sekali, pos satpam pun tidak ada yang menduduki. Rahmat masuki halaman rumah yang ada hanya sampah-sampah daun kering yang berserakan tak terurus.


      “Sayang sekali rumah sebagus ini tak dirawat!" batinnya dalam hati. 

     Rahmat mengucapkan salam berulang kali. Namun, tidak ada satu pun jiwa yang menjawab salamnya dari dalam. Dia pun sudah kalut dan merasa kecewa jika pulang tanpa membawa informasi apapun mengenai Lasmi.


     Saat membalikkan badan, Rahmat dikejutkan dengan kemunculan wanita paruh baya yang berpenampilan modis. Hanya saja wajah beliau terlihat sayu dan sedih. "Maaf, Anda mencari siapa?" tutur wanita paruh baya itu.


     "Sa-saya ingin mencari wanita yang bernama Lasmi Bu!" 

     Mendengar ucapan Rahmat, seketika beliau menelungkupkan tangannya ke wajah, tak kuasa menanahan emosi di depan Rahmat. Akhirnya air mata yang telah lama mengering kini mengalir kembali.


     "Masuk, Nak!" Tanpa menolehkan wajahnya. Wanita paruh baya itu masuk begitu saja ke dalam rumah dan menyisakan Rahmat yang terpaku di depan pintu.


     Rahmat yang sempat ragu ketika itu, memantapkan diri ingin mencari tahu siapa Lasmi yang sebenarnya. Dia tak peduli jika menerima pil pahit atas kenyataan yang belum dia terima, Rahmat dipersilahkan duduk oleh wanita yang biasan dipanggil Nyonya Ratih.


     Nyonya Ratih adalah ibu dari seorang putri yang bernama Lucy, beliau memang sedang kehilangan sosok putri yang menjadi kebanggaannya itu. Dengan terbata Nyonya Ratih menceritakan tentang putrinya Lucy, hingga membuat ribuan pertanyaan dibenak Rahmat. Wanita yang dia cari sebenarnya ialah Lasmi, tapi mengapa Ibu ini bercerita mengenai Lucy?. 


     Sungguh aneh prasaan Rahmat.

     “Maaf jika saya lancang. Dari tadi mengapa Ibu membicarakan mengenai Lucy? Bukankah sedari awal saya mencari wanita yang bernama Lasmi?” ucap Rahmat disertai rasa gelisah, karena khawatir menemui wanita yang salah. 


     Nyonya Ratih bangkit dari duduknya dan mengambil beberapa album foto keluarga.

     "Bukalah, Nak!" 

     Rahmat mengambil salah satu album foto tersebut, lalu membuka cover album berwarna merah marun secara perlahan. 


     Deg! 


     Seketika detak jantungnya mendadak berhenti. Rahmat melihat wanita yang dia cari ada di dalam album foto yang dia pagang saat itu. 


     Tangan serta kakinya gemetar tak percaya jika Lucy ialah Lasmi yang dia cari. Kemudian Rahmat membuka album tersebut dan tak henti-hentinya Rahmat dibuat kaget dan kagum dengan apa yang dia lihat. 


     "Apa ada yang ingin kau tanyakan kembali, Nak?" 

     Ucapan Nyonya Ratih membuyarkan konsentrasi Rahmat dalam menatap foto-foto Lasmi. Dengan memejamkan mata, Rahmat berusaha tenang semoga apa yang dia pikir tidak sesuai kenyataan. 


     “Di mana Lucy saat ini, Bu?" Suara Rahmat sedikit serak sambil menelan salivanya.


     “Huuuffftt ....”


     Suara hembusan napas Nyonya Ratih begitu berat, seakan ingin mengatakan hal yang sejujurnya pada Rahmat. Beliau memalingkan wajah kearah jendela dengan sedikit menyisakan nestapa serta kepiluan di hati.


Part 2,

Klik Disini

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

trenggalek

Definition List


Selamat datang di Blog kecil kami. sebuah catatan perjalanan yang tak pernah usai.

Unordered List

Support