#Pembalasan sang mantan
#Fiksi
#Part 7
"Jadi suara apa tadi Dam?" Tanya Dessy penasaran sambil tetap duduk didalam mobil. Dia nampak ketakutan, karena sudah 2kali ini mengalami hal ganjil.
"Gak ada apa2 sayang, mungkin kucing atau apalah," jawab Adam sambil tetap berdiri diluar mobil sembari menyapukan pandangannya kesekeliling. "Sebaiknya kamu masuk aja sayang, udah malam juga," tambah Adam lagi seraya melihat ke jam tangannya.
"Oke, aku masuk dulu ya," kata Dessy sembari turun dari mobil. Setelah membuka pintu pagar, Dessy berbalik dan melambaikan tangannya pada Adam yang masih menatapnya.
Adam balas melambaikan tangan dan menunggu Dessy sampai benar2 masuk kerumah. Tapi apakah mata Adam salah? Terlihat sosok berbaju putih berdiri dihalaman rumah Dessy sambil memandang kearahnya. Segera Adam tancap gas begitu Dessy dilihatnya sudah masuk kedalam.
Ternyata Adam tidak langsung pulang, dia melajukan mobilnya ketempat dimana dia dan teman2nya biasa nongkrong sampai larut malam. Dijalan yang sepi, tampak sekelebat bayangan putih melayang mengikuti mobilnya. Karena ketakutan, dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Hai bro," sapa seorang temannya begitu Adam sampai. "Mana gebetan barunya?" Tanya Yudi sahabatnya itu.
Adam hanya tertawa getir menanggapi pertanyaan sahabatnya itu. Dia mengambil sekaleng soft drink yang tergeletak dimeja dan meminumnya. Sejenak ingin menyegarkan otaknya yang mulai kurang waras dengan teror yang ia hadapi.
"Ah, hebatlah playboy kita ini, gampang banget cari gebetan," kata sahabatnya yang satu lagi Roy namanya. "Kalau aku ini apalah, putus hari ini, belum tentu tahun depan dapat ganti," tambahnya lagi sambil tertawa.
"Eh bro...bro...cewek bro," kata Yudi sembari menunjuk kekursi yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka duduk.
"Masak cewek malam2 gini duduk sendirian disitu," jawab Roy sembari mengamati cewek berbaju putih itu. "Jangan2 mbak kunti," tambahnya lagi sambil tertawa.
"Ah ngaco kamu," jawab Adam datar. Namun pikirannya jadi tidak enak mengingat kejadian2 aneh yang dialaminya. "Gue cabut dulu ya bro," kata Adam sembari meneguk habis soft drink yang sedari tadi dipegangnya.
"Tumben buru2, biasanya betah sampai tengah malam," kata Yudi heran.
"Iya nih, gak serulah," timpal Roy.
"Ini biar seru," jawab Adam sembari menyodorkan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada Roy. Adam memang terkenal royal, apa lagi uang bukan masalah baginya.
Diperjalanan pulang, Adam terus mengingat kejadian2 yang dialaminya tadi. Hingga tiba2 mesin mobilnya mendadak mati. "Sial," umpat Adam sembari memukul stir.
Dia segera turun dan mulai memeriksa mesinnya, sepertinya tidak ada masalah. Tiba2 saja terdengar suara tangisan bayi diiringi dengan suara nyanyian.
"Nina bobok...oh nina bobok...kalau tidak bobok digigit nyamuk..."
Sontak Adam memandang kesekeliling untuk mencari sumber suara. Tidak ada siapa2. "Adam," tiba2 terdengar suara panggilan dari arah belakangnya. Begitu Adam menoleh, terlihat sosok berbaju putih kumal berdiri dibelakangnya sambil menggendong seorang bayi yang berlumuran darah. "Aahhh..." Adam menjerit ketakutan, ingin berlari namun kakinya terasa kaku.
Tiba2..."Dam, bangun Dam, kamu kenapa teriak2? Kamu mimpi?" Tanya Mama Adam sembari menggoyang2 bahu Adam.
Adam menyeka keringat yang membasahi wajah gantengnya dengan nafas terengah2. Ternyata dia cuma mimpi...
"Bikin kaget mama aja kamu Dam," tambah Mamanya lagi.
Adam masih tampak syok dengan mimpinya barusan. Teror ini begitu menyiksanya, tidak hanya didunia nyata, tapi juga dimimpi.
"Ini minum air putih dulu, biar tenang," kata Mamanya sembari menyodorkan gelas berisi air putih pada Adam.
Saat Adam hendak meminumnya, tiba2 dia menjerit sambil melemparkan gelas berisi air putih itu kelantai, wajahnya terlihat pucat.
"Loh Dam, kenapa?" Tanya Mamanya tampak bingung.
"Mama gak lihat? Itu isinya darah Ma," jawab Adam memandang heran pada Mamanya. Mana mungkin Mamanya tidak bisa membedakan antara darah dan air putih.
"Adam, nampaknya kamu kecapean," kata Mamanya kemudian.
Tapi Adam juga merasa heran, kenapa gelas berisi darah yang dia lemparkan kelantai tadi tidak berwarna merah, melainkan berubah menjadi air putih biasa.
"Bik Iyem," teriak Mama Adam memanggil pembantunya.
"Iya Buk ada apa," jawab Bik Iyem begitu masuk kekamar Adam.
"Tolong bersihkan pecahan gelas ini ya Bik," kata Mama Adam sembari menunjuk kelantai.
"Baik Buk," jawab Bik Iyem kemudian memunguti pecahan gelas yang berserak dilantai.
"Kamu cuci muka dulu biar segar," kata Mamanya kemudian berlalu meninggalkan kamar Adam.
"Setelah itu tidur lagi, ini masih jam 3pagi," tambah Mamanya sebelum dia menghilang dibalik pintu.
"Makasih ya Bik," kata Adam begitu Bik Iyem selesai membersihkan pecahan gelas dan mengepel lantainya.
Adam kembali membaringkan tubuhnya yang terasa letih. Dia teringat akan Indah yang dulu dihamilinya. Bukannya bertanggung jawab, dia bahkan membuat Indah kehilangan nyawa.
"Indah...maafkan aku," bisik Adam lirih.
"Permintaan maafmu tidak akan mengembalikan semuanya Dam," terdengar suara jawaban yang entah dari mana datangnya.
Adam sangat terkejut. Seketika dia melayangkan pandangannya keseluruh sudut kamarnya. Namun tidak dilihatnya ada siapa2.
"Hihihihi.....," suara tawa itu begitu menusuk kedalam telinga. Seketika lampu padam dan semuanya menjadi gelap gulita
Next...part #8
0 komentar:
Posting Komentar