l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Selasa, 23 Maret 2021

Cerita Horor | Pembalasan sang Mantan part #9

#Pembalasan sang mantan

#Fiksi

#Part 9


Pertemuan Adam dengan Aisyah setiap hari makin menumbuhkan benih2 cinta dihatinya. Mungkinkan dia berani menjalin cinta dengan seorang wanita lagi? Sedangkan teror dari sang mantan selalu saja menjadi momok yang sangat mengerikan.


Suatu malam ketika hendak pulang, Adam melihat Aisyah duduk seorang diri dihalte bis. "Mau pulang bareng?" Tanya Frans sesaat setelah berhenti dan membuka kaca jendela.


"Gak usah Pak, nanti merepotkan," jawab Aisyah agak terkejut. Dia tidak menyangka akan mendapat tawaran tumpangan dari atasannya.


"Gak akan merepotkan," jawab Adam sambil tersenyum dan membukakan pintu mobil.


Aisyah merasa tidak enak menolak tawaran atasannya itu. Dengan berat hati, akhirnya dia mau menerima tawaran pulang bareng bersama Adam.


Diperjalanan, mereka berdua diam seribu bahasa. Aisyah lebih banyak melihat keluar dari kaca jendela disampingnya, sedangkan Adam fokus melihat kejalan. Tidak biasanya Adam seperti ini kepada wanita, dia nampak agak canggung dengan cewek cantik yang satu ini.


"Btw Aisyah, rumah kamu dimana ya? Gak mungkin kan aku bawa kamu kerumahku?" Kata Adam membuka pembicaraan. Dia melirik Aisyah yang sedang sibuk membetulkan hijabnya.


"Eh...jalan Mayor Ruslan nomor 7 Pak?" jawab Aisyah gugup.


"Oke," jawab Adam singkat.


Tidak ada pembicaraan lagi setelah itu, mereka sama2 diam seribu bahasa. Hingga tiba disebuah alamat yang disebutkan oleh Aisyah. Adam menghentikan mobilnya tepat didepan rumah nomor 7.


"Sudah sampai," kata Adam memberi tahu.


"Iya, terimakasih banyak Pak, maaf sudah merepotkan," kata Aisyah sambil agak membungkukkan badan.


"It's oke," jawab Adam singkat.


Setelah Aisyah turun, Adam segera melajukan mobilnya kembali menyusuri jalanan yang sepi. Dia tampak tersenyum sendiri membayangkan kekakuannya menghadapi Aisyah. Padahal selama ini, dia paling berani dan agresif kepada wanita. Tapi untuk kali ini sungguh nampak berbeda.


Lamunanya tiba2 terhenti saat dia melihat sosok itu lagi sedang berdiri tepat ditengah jalan. Dengan segera Adam membanting stir kekanan agar tidak menabraknya. Alhasil, hampir saja terjadi tabrakan dengan kendaraan yang berlawanan arah dengannya.


Jantung Adam berdegup dengan kencang, hampir saja terjadi kecelakaan andai saja dirinya tidak segera membanting stir kekiri lagi. Indah benar2 menginginkan kematiannya.


Tiba2...sosok Indah sudah duduk didalam mobilnya sambil tertawa cekikikan. Sontak Adam segera menginjak rem dan berlari keluar meninggalkan mobilnya begitu saja. Nafasnya naik turun melakukan olah raga lari dimalam hari. "Sial," umpatnya dalam hati.


"Adam, ngapain kamu?" tiba2 Yudi sahabatnya menyapanya. Dia berhenti tepat disamping Adam.


"Yud," Adam agak sedikit lega karena melihat sahabatnnya ada disitu. Segera Adam naik kemobil Yudi tanpa disuruh dengan nafas yang masih ngos ngosan. Yudi kembali menjalankan mobilnya.


"Kamu kenapa Dam, kok mobilmu malah ditinggalkan ditengah jalan," tanya Yudi penasaran. Dia mengamati Adam seperti menyelidik.


"Gila Yud, aku diganggu kuntilanak tadi," jawab Adam sembari mengelap keringat diwajah dan lehernya dengan menggunakan tisu yang ada dimobil Yudi.


"Yang benar saja Dam?" Kata Yudi seakan tidak percaya.


"Ngapain juga coba aku bohong," jawab Adam lagi.


"Jadi mobil kamu gimana tuh," tanya Yudi.


"Biarin aja, ntar aku suruh sopir kantor ngambil," jawab Adam.


Setibanya dirumah Adam, Yudi mampir dulu untuk sekedar berbincang, dia masih penasaran dengan cerita Adam tadi.


"Mama kamu gak dirumah Dam?" Tanya Yudi sembari duduk disofa ruang tamu.


"Gak Yud, Mama menyusul Papa kePadang," jawab Adam sembari membuka dasinya kemudian ikut duduk. "Bik Iyem...," panggil Adam.


"Iya Mas," jawab Bik Iyem kemudian muncul diruang tamu.


"Tolong buatin minum ya Bik," kata Adam. "Kamu mau minum apa Yud," tanya Adam pada Yudi.


"Kopi aja," jawab Yudi singkat.


"Oke, kopi 2 ya Bik," kata Adam kemudian pada pembantu paruh baya itu. Bik Ijah segera berlalu kedapur dan tidak lama kemudian kembali lagi dengan membawa 2 cangkir kopi dan menyuguhkannya dimeja.


"Ayo diminum kopinya Yud," Adam mempersilahkan.


"Makasih," jawab Yudi kemudian menyeruput kopi yang masih mengepulkan asap tipis itu. "Aku masih penasaran dengan cerita kamu tadi Dam," kata Yudi sembari meletakkan cangkir kopi itu kembali kemeja. "Masa iya jaman sekarang masih ada yang begituan," tambahnya lagi.


"Ngapain juga aku bohong Yud," kata Adam. Kemudian Adam menceritakan semua teror yang dialaminya selama ini pada Yudi. Yudi nampak mendengarkannya dengan seksama dan sesekali menggut2.


"Kalau begitu kamu harus hati2 Dam," pesan Yudi. "Tuh kunti kayaknya dendam banget sama kamu. Apa gini aja, kita minta bantuan orang pintar buat ngusir tuh kunti," Yudi memberi ide


Next... Part #10

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

trenggalek

Definition List


Selamat datang di Blog kecil kami. sebuah catatan perjalanan yang tak pernah usai.

Unordered List

Support