#Pembalasan sang mantan
#Fiksi
#Part 16
Aisyah menangis mengingat pengkhianatan yang telah dilakukan Daffa kekasihnya yang dulu. Saat pertunangan tengah berlangsung, datang seorang wanita dengan perut yang besar mengaku telah dihamili oleh Daffa. Dalam sekejap mata kebahagiaan berubah jadi nestapa, sakit dan malu yang tiada terkata.
Bayangan hidup bahagia hancur berkeping2 meninggalkan luka yang menganga dan bernanah. Dan luka itu terasa bagai tersiram air garam bila tanpa sengaja harus bertemu dengan Daffa dan anak istrinya. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk bangkit dari kekecewaan dan keterpurukan.
Dan kini, hadir kembali seorang lelaki yang sedikit banyak telah menyita perhatiannya. Lelaki tampan dan mapan yang menjadi atasannya dan banyak dieluh2kan oleh wanita2 cantik dikantornya. Adam, nama itu kini bertahta dihatinya. Suka memang suka, dan cinta sepertinya mulai ada, tapi rasa takut dikecewakan tidak bisa pergi dari benaknya.
"Mas Adam, apakah Mas benar2 tulus mencintaiku? Apakah sudah pasti Mas tidak akan mengecewakanku?" Gumam Aisyah lirih sembari menatap kelangit2 kamar.
"Ungkap kebohongannya Aisyah," tiba2 terdengar bisikan ditelinga Aisyah yang membuat bulu kuduknya meremang.
"Siapa?" Teriak Aisyah sembari mencari2 asal suara. "Kebohongan siapa?" Kembali Aisyah bertanya. Namun tidak ada lagi suara, yang terdengar hanyalah suara binatang malam yang memecah kesunyian.
**********
Dengan langkah gontai Aisyah berjalan menuju kehalte bis, sesekali dia tampak memeriksa ponselnya. Tidak begitu lama setelah dia tiba dihalte, bis yang ditunggu akhirnya datang dan berhenti tepat didepannya. Tidak ada kursi kosong, terpaksa Aisyah harus berdiri.
"Aisyah" tiba2 ada yang memanggilnya dari belakang. Seketika Aisyah menoleh dan hampir saja dia terkena serangan jantung ketika dia melihat siapa yang berdiri dibelakangnya.
"Daffa" gumam Aisyah lirih. Buru2 Aisyah membuang muka dan kembali memandang kearah depan. Dia benar2 tidak menyangka akan bertemu Daffa disini. Jantung Aisyah berdegup kencang seolah akan melompat keluar. Mimpi apa dia semalam sehingga harus bertemu kembali dengan Daffa.
"Aisyah, boleh kita bicara sebentar," tutur Daffa sembari berpindah kedepan Aisyah. Matanya terlihat menghiba dan seolah masih menyimpan cinta yang begitu besar pada Aisyah.
"Maaf, aku gak ada waktu," jawab Aisyah sambil memandang kearah lain. Sakit itu kembali hadir dan begitu menyesakkan dada.
"Aisyah aku mohon," ucap Daffa.
"Enggak" jawab Aisyah agak berteriak sehingga memancing penumpang yang lain untuk melihat kearah mereka berdua.
"Aisyah..."
"No...sorry" tukas Aisyah memotong perkataan Daffa yang belum selesai. "Kiri" teriak Aisyah kemudian pada sopir bis. Setelah menyodorkan ongkos kepada kernet bis, Aisyah buru2 turun.
Tidak disangka ternyata Daffa ikut turun dan mengejar Aisyah yang berjalan menyusuri trotoar.
"Aisyah, please Aisyah, aku ingin bicara," teriak Daffa.
"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi Daffa, kita sudah tidak ada hubungan lagi semenjak dihari pertunangan kita dulu," ucap Aisyah sembari menahan air matanya yang hendak menetes. "Sebaiknya sekarang kamu fokus sama anak dan istrimu, mereka membutuhkanmu," tambah Aisyah.
"Aisyah aku mohon maafkan aku Aisyah," ucap Daffa sembari berlutut didepan Aisyah. Sontak Aisyah menghentikan langkahnya.
"Daffa, apa maksud kamu? Kamu sudah berkeluarga, apa nanti kata orang yang mengenal aku, bisa2 aku dibilang pelakor," kata Aisyah berusaha mengingatkan Daffa.
"Aku tersiksa Aisyah....aku masih sangat mencintai kamu," ucap Daffa sembari menangis dan menggapai tangan Aisyah kemudian menggenggamnya.
"Jangan sentuh aku, lepas !" Teriak Aisyah berusaha melepaskan genggaman tangan Daffa.
Tiba2 sebuah pukulan telak mengenai wajah Daffa hingga membuatnya tersungkur. Daffa berusaha bangkit sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
"Jangan ganggu dan jangan sentuh Aisyah," ucap laki2 yang memberikan bogem mentah pada Daffa. Laki2 itu tidak lain adalah Adam.
"Mas Adam?" Lirih Aisyah memanggil.
"Siapa kamu, jangan ikut campur urusanku !" bentak Daffa dengan nada tinggi.
"Jika kamu berani menyentuh Aisyah, itu akan menjadi urusanku !" jawab Adam dengan nada tidak kalah tinggi.
Kembali Adam hendak mengirimkan kepalan tangannya kewajah Daffa, tapi Aisyah buru2 mencegahnya.
"Sudah Mas, jangan, cukup," teriak Aisyah sambil menangis. "Ayo kita pergi," ajak Aisyah pada Adam sembari berjalan kearah mobil Adam dan masuk tanpa disuruh.
**********
"Siapa dia Aisyah?" Tanya Adam begitu mobil sudah melaju. Sesekali Adam memandang Aisyah yang tampak masih menangis. "Kamu gak papakan?" Tanya Adam lagi.
"Gak papa Mas," jawab Aisyah sambil menyeka air mata yang membasahi pipinya.
"Siapa laki2 itu?" Tanya Adam lagi karena merasa pertanyaannya yang ini belum dijawab.
Aisyah hanya menunduk tanpa menjawab, dia bingung harus menjawab apa. Apakah harus dia katakan bahwa itu adalah mantannya yang telah mengkhianatinya??
"Aisyah..."
"Eee...teman Mas," jawab Aisyah gugup.
-----Next-----part 17
0 komentar:
Posting Komentar