l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Sabtu, 17 April 2021

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


PAPER

Diajukan Kepada SMK Terpadu “Al-Anwar’

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Mengikuti Uijan Nasional (UN)

 

 

Oleh :

TOAT ROBI ARIFIANTO

 

Jurusan : Sekolah Menengah Kejuruan  (SMK)

 

SMK TERPADU “AL-ANWAR”

BARUHARJO, DURENAN, TRENGGALEK

                                         JANUARI 2017 

 

                                  

MOTTO

 

 


PERSEMBAHAN

 

Paper ini akan penulis persembahkan kepada :

1.                  Orang tuaku “Bapak Hasim dan Ibu Iatiyah” yang senantiasa mengasuhku sejak kecil dan yang selalu memberiku pelajaran berupa moral-moral kehidupan yang sangat berarti.

2.                  Pondokku tercinta ”Anwarul Haromain”  tempatku tholabul ilmi dan mendapat segala pelajaran yang bermanfaat.

3.                  Madrasahku “SMK Terpadu Al-Anwar” yang selalu kubanggakan, tempatku menuntut ilmu dan tempatku belajar menghargai waktu dan menghargai segalanya.

4.                  Ustadz dan ustadzah yang telah membimbingku selama di Anwarul Haromain dan yang telah mengajariku tentang sebuah pengorbanan dan perjuangan.

5.                  Adikku “Riya khoiriyah” yang selalu mensuportku setiap waktu.

6.                  Keluarga besarku yang tercinta yang sudah mengajariku akan arti kehidupan.

7.                  Semua teman-temanku, teman seperjuangan selama tholabul ilmi di Anwarul Haromain, yang telah mengajari tentang arti persahabatan, kekompakan, dan memahami satu sama lain.

8.                  Dan juga tidak lupa untuk semua rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini dan yang telah bersedia membaca karya ilmiah ini.

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper tentang Filsafat Pendidikan Islam  ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada K.H BAHRUL MUNIR  yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
    Kami sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dasar dasar kefilsafatan pendidikan islam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan paper  yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

                                              Baruharja, Januari 2017

 

Penyusun

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL...............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................

HALAMAN MOTTO..............................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB  I   PENDAHULUAN....................................................................................

A.    Latar Belakang.......................................................................................

B.     Rumusan Masalah.................................................................................

C.    Tuuan Pembahasan...............................................................................

D.    Jenis Penelitian.......................................................................................

E.     Metode Pengumpulan Data...................................................................

F.     Metode Analisis......................................................................................

G.    Sistematika Pembahasan.......................................................................

 

 

 

BAB  II   FILSAFAT ISLAM

A.    Pengertian Filsafat pendidikan islam...................................................

B.     Tugas dan fungsiv pendidikan..............................................................

C.    Metode dalam pendidikan islam...........................................................

BAB  III  TANTANGAN MODERNISASI DAN SIKAP DALAM MENGHADAPI  TANTANGAN  TERHADAP PENDIDIKAN.................................................................................

A.    Ruang lingkup filsafat pendidikan islam.............................................

B.     Sikap dalam menghadapi tantangan terhadap pendidikan...............

C.    tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan islam..

BAB  IV  PENUTUP...............................................................................................

A.    Kesimpulan.............................................................................................

B.     Saran.......................................................................................................

C.    Penutup...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................

BIODATA PENULIS 

BAB I

 Pendahuluan

 

A.    Latar belakang masalah

              Mempelajari filsafat pendikan islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sitematis, logis, dan menyeluruh tentang pendidikan, yang tidak hanya di latar belakangi oleh ilmu pengetahuan agama islam. Melakukan pemikiran filosofi pada hakikatnya adalah usaha menggerakkan semua potensi psikologis manusia sperti pikiran, kecerdasan, kemauan perasaan, ingatan serta pengamatan panca indra tentang gejala kehidupan, terutama manusia dan alam sekitarnya sebagai ciptaan tuhan. Keaseluruhan proses pemikiran tersebut didasari oleh teori-teori dari berbagai disiplin ilmu dan dengan pengalaman-pengalaman yang mendalam serta luas tentang masalah kehidupan, kenyataan dalam alam raya, dan dalam dirinya sendiri.

              Sebagai hasil pikiran bercorak islam, filsafat pendidikan islam pada hakikatnya adalah konsep berpikir tentang kependidikan yang bersumber atau berlandaskan ajaran agama islam, tentang hakikat  kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran  islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba allah SWT yang kepribadiannya demikian. Sarana dan upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan pencapaian cita-cita demikian dan sebagainya

 

 Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan seperti abad ke-20 ini, kegunaan fungsional dari filsafat pendidikan islam adalah semakin penting, karena filsafat ini menjadi landasan strategi dan kompas jalannya pendidikan islam.

A.    Rumusan masalah

    Dalam paper ini, penulis merumuskan beberapa rumusan masalah,  rumusan masalahtersebut adalah.

1.  Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan islam?

2.  Bagaimana sikap dalam menghadapi tantangan terhadap pendidikan?

3.  Bagaimana bentuk tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan islam?

B.     Tujuan masalah

Tujuan makalah ini adalah

1.    Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat pendidikan islam.

2.    Untuk mengetahui sikap dalam menghadapi tantangan terhadap pendidikan.

3.    Untuk mengetahui bentuk tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan islam.

 

 

 

Bab II

kajian teori

A.    PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

            Filsafat pendidikan islam pada khususnya, adalah bagian dari lmu filsafat maka dalam mempelajari filsafat ini perlu memahami lebih dahulu tentang pengertian filsafat, terutama dalam hubungannya dengan masalah pendidikan, khususnya pendidika islam. Secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada ilmu”. Filsafat berasal dari kata philo yang artinya cinta dan sophos  yang artinya ilmu/hikmah. Secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu pengetahuan yang berkembang sejak zaman yunani kuno sampai zaman modern sekarang.

            Dengan demikian, filsafat pendidikan itu adalah filsafat yang memikirkan tentang masalah kependidikan. Karena ada kaitannya tetang pendidikan, filsafat diartikan sebagai teori pendidikan dengan segala tingkat. sebenarnya, masalah ada atau tidaknya filsafat pendidikan itu tidak perlu di  persoalkan lagi, karena masa sekarang ia telah berkembang menjadi suatu kedisiplinan keilmuan yang ada di dalam kubu ilmu pendidikan. Bahkan, ilmu-ilmu pengetahuan selain pendidikan pun hampir semuanya memiliki filsafatnya sendiri. Karena dengan memahami filsafatnya, orang akan dapat mengembangkan secara konsisten ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari. Filsafat mengkaji dan memikitkan tentang hakikat segala sesuatu secara menyeluruh, sistematis, terpadu, universal, dan radikal, yang hasilnya menjadi pedoman dan arah dari perkembangan ilmu-ilmu yang bersangkutan.

            Dalam kaitannya dengan filsafat pendidikan islam, kita berpendirian bahwa semua ilmu pengetahuan yang ada relevasinya dengan filsafat pendidikan islam haraus kita ambil untuk bahan memperdalam dan memperluas studi kita. Dari manapun datangnya hikmah itu, kita ambil dan kita manfaatkan. Demikian perintah Nabi Besar Muhammad  SAW. Untuk itulah kita harus bersikap lapang dada.  

B.     TUGAS DAN FUNGSI PENDIDIKAN

   Tugas dan fungsi itu bersasaran pada manusian yang senantiasa tumbuh dan berkembang mulai dari periode kandungan ibu sampai meninggal dunia.

   Tugas pendidikan dapat dibedakan dari fungsinya sebagai berikut.

a.       Tugas pendidikan adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan

dan perkembangankehidupan anak didik dari satu tahap ke tahap lain sampai meraih titik optimal.

Bimbingan dan pengarahan tersebut menyangkut potensi predisposisi (kemampuan dasar) serta bakat manusia yang mengandung kemungkinan-kemungkinan berkembang kearah kematangan yang optimal. Potensi atau kemungkinan berkembang dalam diri manusia itu baru dapat berlangsung dengan baik bila mana diberi kesempatan yang cukup baik dan favorable untuk berkembang melalui pendidikan yang terarah. Kemampuan potensial pada diri manusia baru actual dan fungsional bila disediakan kesempatan untuk muncul dan berkembang dengan menghilangkan segala gangguan yang dapat menghambatnya. Hambatan-hambtan mental dan spiritual banyak corak dan jenisnya, seperti hambatan pribadi dan hambatan social, yang berupa hambatan emosional dan lingkungan masyarakat yang tidak mendorong kepada kemajuan pendidikan dan sebagainya.

b.      Sedang fungsional pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancer. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat structural dan institusional. 

Arti dan tujuan structural menuntut terwujudnya struktur organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan, baik dilihat dari segi vertical maupun dari segi horizontal, dimana factor-faktor pendidikan dapat berfungsi secara interaksional (saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain) yang berarah tujuan kepada pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan.

C.    METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM

   Dalam pengertian umum, metode diartikan sebagai cara mengerjakan sesuatu. Cara itu mungkin tidak baik. Baik dan tidak baiknya sesuatu metode banyak bergantung kepada beberapa factor.

   Factor-faktor itu mungkin berupa situasi dan kondisi, pemakai metode itu sendiri yang kurang memahami penggunanya atau tidak sesuai dengan seleranya, atau secara objektif metode ini kurang cocok dengan kondisi dari objek. Juga mungkin karena metodenya sendiri yang secara intrinsic tidak memenuhi persyaratan sebagai metode. Hal itu semua sangat bergantung pada metode itu diciptakan di suatu pihak, dan pada sasaran yang akan di garap dengan metode itu dilain pihak.

   Dalam pengertian letterlijk, kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari meta yang berarti “melalui”, dan Hodos  yang berarti “jalan”. Jadi, metode berarti “jalan yang dilalui”.

   Dalam pandngan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat itu mempunyai fungsi ganda, yaitu yang bersifat palipragmatis dan monopragmatis.

   Polipragmatis, bila mana metode itu mengandung kegunaan yang serba ganda (multipurpose). Suatu metode tertentu pada suatu situasi dan kondisi tertentu dapat dipergunakan untuk merusak, pada situasi dan kondisi yang lain dapat digunakan untuk membangun atau memperbaiki. Kegunaannya dapat bergantung pada si pemakai atau pada corak dan bentuk serta kemampuan dai metode sebagai alat, seperti halnya video cassette recorder (VCR) yang dapat dipergunakan untuk merekam semua jenis film yang pornografis atau yang moralis  (suatu bentuk dan kemampuan yang melekat padanya) juga dapat dipergunakan untuk alat mendidik/mengajar dengan film-film pendidikan.

   Sebaliknya, metode sebagai alat yang bersifat monopragmatis  adalah alat yang hanya dapat dipergunakan untuk mencapai suatu macam tujuan saja. Misalnya, laboratorium ilmu alam, hanya dapat dipergunakan untuk eksperimen-eksperimen bidang ilmu alam, tidak dapat dipergunakan untuk eksperimen bidang lain, seperti ilmu social atau kedokteran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bab III

 pembahasan

A.    Ruang lingkup pemikiran filsafat pendidikan islam.

a)      sikap dalam menghadapi tantangan terhadap pendidikan Cosmologi, yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan tuhan, serta proses kejadian  dan perkembangan hidup manusia di alam nyata, dan sebagainya.

b)      Ontologi, yaitu suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu suatu zat (monosme) ataukah dua zat (dualisme) atau banyak zat (pluralisme). Dan apakah kekuatan penciptaan alam semesta ini bersifat kebendaan ataukah roh. Bilamana kekuatan itu bersifat kbendaan, paham ini disebut meterialisme dan bila bersifat roh, paham ini bersifat spiritualisme (serba roh).

c)      Philosophy of mind, yaitu pemikiran filosofis tentang jiwa dan bagaimana hubungannya dengan jasmani serta bagaimana tentang kebebasan berkehendak manusia (free will), dan sebagainya.

d)     Epistemologi, yaitu pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran (aliran rasionalisme) atau dari pengalaman panca indra (aliran empirisme) atau ari ide-ide (aliran idealisme) atau dari tuhan (aliran teologisme). Juga pemikiran tentang veliditas  pengetahuan manusia, artinya sampai di mana kebenaran pengetahuan kita. Hal ini menimbulkan beberapa paham seperti idealisme yang beranggapan bahwa kebenaran itu terletak dalam ide, sedang realisme beranggapan bahwa kebenarannya terletak pada kenyataan yang ada (realitas). Juga paham pragmatisme bahwa kebenaran itu terletak pada kemanfaatan atau kegunannya, bukan pada ide atau realitas.

e)    Aksiologi, yaitu suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai-nilai tinggi dari tuhan. Misalnya, nilai agama, nilai keindahan (estetika)

B.       Sikap dalam menghadapi tantangan terhadap pendidikan

1)      Sikap tak acuh terhadap tantangan perubahan sosial

     Sikap ini adalah yang paling mudah dilakukan karena tidak memerlukan konsep pemecahan permasalahan yang dihadapi, cukup hanya mengamati dan membiarkan segala apa yang terjadi. Walaupun demikian, sikap ini juga mempunyai landasan pendirian, yaitu bahwa suatu perubahan sosial yang mengakibatkan berbagai macam tantangan itu pada hakikatnya merupakan sunnah Allah dan senantiasa berjalan didalam semua masyarakat. Jadi, memang dikehensaki oleh hukum alam yang telah ditakdirkan oleh Allah.Juga diangagap perubahan yang terjadi dalam masyarakat apapun corak dan bentuknya adalah bersifat sementara, karena sesuatu perubahan pada hakikatnya adalah salah satu putaran atau siklus kehidupan sosial itu sendiri yang pada giliranya akan kembali pada posisinya semula. Itulah sebabnya, dalam perubahan itu tidak ada “barang baru” atau hanya barang lama dalam bentuk baru atau hanya perpaduan antara suatu ide dan ide yang telah ada dalam masyarakat.

2)      Sikap mengakui adanya perubahan sosial, tetapi menyerahkan pemecahannya pada orang lain

    Sikap demikian bersifat moderat dengan latar belakang pandangan bahwa segala perubahan yang ada itu bukan untuk dijawab oleh lembaga kependidikan, juga tidak perlu membuat argumentasi tentang realitas perubahan itu. Cukuplah orang atau lembaga lain yang menanganinya. Sekolah atau lembaga kependidikan tidak perlu menganalisis mengapa dan bagaimana serta kemana perubahan masyarakat itu terjadi dan akan terjadi lagi. Sikap ini juga berpendirian bahwa seacara historis, lembaga pendidikan itu sebenarnya adalah sebagai tempat akumulasi ilmu pengetahuan dan sebagai tempat untuk melaksanakan tugas tranformasi/transmisi tradisi sosial dari generasi ke generasi berikutnya. Fungsi pokoknya bersifat konservatif dalam melestarikan yang ada, sebagai suatu badan kurator yang melayani dan melindungi serta melestarikan ilmu pengetahuan, menyebarluaskan tradisi dan pengetahuan kepada setiap gelombang generasi muda dalam masyarakat.

3)      Sikap yang mengidentifikasi perubahan dan berpartisipasi dalam perubahan itu

     Sikap demikian lebih positif dari sikap-sikap tersebut di atas, karena ia merasa bahwa fungsi lembaga kependidikan adalah commited dengan kehidupan masyarakat yang sedang berlansung transisi kebudayaan sebenarnya sedang berlangsung di dalam realitas kehidupan masyarakat kita. Oleh karena itu lebaga pendidikan bertugas untuk mengenalkannya kepada anak didiknya agar mengenal realitas yang ada, dan membuatnya mampu mengahayati perubahan-perubahannya, bagiman watak dan ciri-cirinya, serta mengenal metode apa yang baik untuk menanganinya. Dengan demikian, anak didik akan menyadari bahwa segala perubahan itu ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh didalam sekolah, karena kebenaran suatu ilmu itu adalah bila sesuatu dengan kebenaran yang ada dalam masyarakat.

4)      Sikap yang mengidentifikasi perubahan dan berpartisipasi dalam perubahan itu

     Sikap demikian lebih militan dan progresif dari pada sikap yang ketiga, karena ia berpendirian bahwa lembaaga kependidikan harus bertanggung jawab terhadap perubahan sosial tersebut. Suatu perubahan adalah suatu kenyataan yang tidak perlu di persoalkan lagi. Sedangkan lembaga kependidikan adalah bagian dari masyarakat, karena itu ia harus terlibat dalam perubahan masyarakat. Perubahan yang sedang terjadi itu di pandang sebagai suatu hal yang lebih penting dari pada apa yang harus dipikirkan. Lembaga pendidikan tidak hanya bergerak sepanjang waktu, melainkan perlu pula menyesuaikan mekanisme sosial dengan tuntunan masyarakat teknologis dan organisasinya. Bahkan lebih dari itu, kita hidup dalam babak sejarah dimana  perubahan sosial yang dilakukan secara hati-hati dan sungguh-sungguh merupakan harga minimun untuk service (mempertahankan hidup)

C.       tantangan yang dihadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan islam

1.      Politik, karena dalam kehidupan politik, terutama politik kenegaraan, banyak berkaitan dengan masalah bagaimana negara itu memimbing, mengarahkan, dan mengembangkan kehidupan bangsa dalam jangka panjang. Pengarahan tersebut didasarkan atas filsafah negara yang mengikat semua sektor perkambangan bangsa dalam proses pencapaian tujuan negara atau tujuan nasional. Dengan kata lain, lembaga pendidikan yang ada di wilyah suatu negara merupakan sektor kehidupan budaya bangsa yang commited (terikat) dengan tujuan perjuangan nasional  yang berlandaskan dengan filsafah negaranya. Oleh karena itu, suatu lembaga pendidikan yang tidak bersedia mengikuti politik negaranya. Khususnya dalam bidang kependidikan, akan merasakan bahwa politik tersebut menjadi pressure (tekanan) terhadap cita kelembagaan tersebut. Sudah barang tentu hal ini merupakan tantangan yang perlu di jawab secara politis fundamental pula, karena hal tersebut menyangkut kepentingan perkembangan bangsa di masa depan yang jauh dan dalam maknanya bagi pembinaan watak kepribadian, kreativitas, dan disiplin bangsa itu sendiri.

2.      Kebudayaan, yaitu suatu hasil budidaya manusia, baik bersifatmaterial maupun mental spiritual, dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu nangsa yang mampu survive (mempertahankan diri dalam kehidupannya) ditengah-tengah bangsa lain, adalah bangsa yang mampu mempertahankan dan mengembangkan kebudayaannya di dunia ini. Suatu perkembangan kebudayaan dalam abad modern saat ini adalah tidak dapat terhindar daripengaruh kebudayaan bangsa lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses akulturasi (pertukaran atau saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya), dimana faktor nilai yang mendasari kebudayaannya sendiri sangat menentukan surive tersebut. Bilamana nilai-nilai kultural bangsa itu melemah karena berbagai sebab, bangsa itu akan mudah terperangkap atau tertelan oleh kebudayaan lain yang memasukinya. Sehingga identitas kebudayaan bangsa itu sendiri akan lenyap,

3.      Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu segi peradapan dan kebudayaan manusia, dimana perkembangannya yang lebih cepat menjalar ke jantung masyarakat suatu bangsa, merupakan salah satu ciri khas di zaman modern saat ini. Teknologi sebagai ilmu pengetahuan terapan (technology is an applied science) adalah hasil kemajuan budaya manusia yang banyak bergantung kepada manusia yang menggunakanya. Dengan kata lain, teknologi dapat diartikan sebagai suatau kekuatan kebudayaan yang bersifat netral dalam tugas dan fungsinya, artinya bergantung pada tangan manusianya dalam pengelolaan dan pemanfaatanya. Suatu contoh adalah uaraniaum yang dapat diolah menjadi bom atom yang dahsyat, tetapi dapat  juga  dijadikan bahan yang dapat melipat gandkan hasil pertania. Selain itu,  uranium dapat dijadikan sumber tenaga listrik. Inilah tantangan mutahir manusia abad ini ya ng perlu di beri jawaban oleh lembaga kependidikan kita, terutama lembaga kependidikan islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pangan.

4.      Ekonomi adalah suatu aspek pengetahuan manusia yang memberitahuk tentang bagaimiana seharusnya manusia itu berusaha meamenuhi kebutuhan hidup jasmaninya. Ekonomi  merupakan tulang punggung kehidupan  bangsa yang dapat menentukan maju-mundurnya, lemah-kuatnya, lambat-cepatnya proses pembudayaan bangsa. Pengaruh kehidupan ekonomi banyak mewarnai corak perkembangan system pendidikan dalammasyarakat bangsa. Oleh karena itu, kehidupan ekonomi suatu bangsa banyak mempengaruhi pertumbuhan lembaga kependidikan. Bahkan juga mempengaruhi system kependidikan apa yang di berlakukan serta kelembagaan kependidikan bagaimana yang dapat menunjang ataupun mengembangkan system ekonomi yang di inginkan. Oleh karena itu, timbullah suatu perencanaan kependidikan dilihat dari aspek kehidupan ekonomi yang dikenal dngan “ekonomi pendidikan”. Sehingga pendidikan yang  diselenggarakan dalam masyarakat selalu di ukur sejauh mana dapat menunjang kehidupan dan perkembngan di bidang ekonomi tersebut.

5.      Kemasyarakatan adalah suatu lapangan hidup manusia yang mengandung

ide-ide yang sangat laten terhadap pengaruh kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Sebagai suatu system kehidupan, kemasrakatan tdak statis dan beku, melainkan berkecerendungan kearah perkembangan dinamis yang mengandung implikasi perubahan-perubahan yang bisa kita kenal sebagai “perubahan social” (social change).

Perubahan yang terjadi dalam system kehidupan social itu dapat mengalami ketidakpastian tujuan dan dapat pula berarah tujuan yang jelas. Hal demikian banyak bergantung pada factor kepemimpinan masyarakat yang ada didalamnya serta factor tingkat kesadaran social yang ada. Bilamana perubahan itu dikehendaki oleh pemimpin-pemimpinnya maka akan menjadi jelas arahnya, tetapi bila tidak dikendaki yang berati tidak terencana, maka perubahan tersebut cenderung kearah oportunistis yang tidak menguntungkan perkembangan masyarakat si masa mendatang. Itulah sebabnya, gejala perubahan social akibat pengaruh kebudayaan dari luar ataupun dari dalam, tetap memerlukan pengamatan dan pengarahan yang jelas dari atas dan dari bawah, yaitu para pemimpin Negara dan dari masyarakat itu sendiri. Namun pengarahan dari hasil pengamatan lembaga kependidikan adalah lebih rasional dan konstruktif karena berkat penganalisisan yang lebih objektif rasional dari lapisan atas dan bawah.

Problem-problem social yang menuntut pemecahan pada lembaga pendidikan justru menghidupkan tugas dan fungsi lembaga kependidikan itu sendiri, mengingat lembaga itu merupakan lembaga kemasyarakatan  yang berfungsi sebagai agent of social change. Oleh karena itu, tantangan dalam kaitanya dengan social change menuntut jawaban dari lembaga kependidikan ini.

6.      System nilai adalah suatu tumpuan norma-norma yang dipegang oleh manusia sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk social, baik itu merupakan norma tradisional maupun norma agama yang telah berkembang dalam masyarakat.

 

 

BAB IV

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

       Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah suatu kajian secara filosofis yakni berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal tentang masalah-masalah pendidikan, seperti masalah manusia (anak didik), guru, kurikulum, metode, lingkungan, hakekat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Alloh yang berkepribadian demikian yang didasarkan pada al-Qur’an dan hadis sebagai sumber primer, dan pendapat para ulama’ dan para ahli, khususnya para filosof muslim , sebagai sumber sekunder.

       Filsafat Pendidikan Islam mepunyai kedudukan solutif, idealis dan methodis untuk menyelesaikan permaslahan-permasalahan pendidikan Islam yang muncul dan berkembang dalam dinamika kehidupan masyarakat muslim dalam mengoptimalkan kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran Islam, menjadi hamba Alloh yang berkepribadian al-Qur’an dan hadis.

       Dalam menyelesaikan permasalah pendidikan Islam Filsafat Pendidikan Islam mendasarkan landasannya pada sumber-sumber yang permanen, konstan, dan tidak diperdebatkan, mempunyai kebenaran mutlak. Sumber-sumber tersebut adalah al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber primer, dan sumber sekundernya adalah ijtihat ulama terdahulu dan pendapat para filosof muslim sebagai pengembangan walau diperselisihkan kekuatannya.

B.     SARAN

       Dalam penulisan makalah ini saya berusaha dengan semakssimal mungkin, namun kami sadar meskipun demikian tetap terdapat suatu kesalahan ataupun kekurangan, kami mohon kepada bapak/ibu pembimbing untuk memberi saran dan masukan agar paper ini akan lebih baik dari sebelumnya.

C.    PENUTUP

        Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ini dengan judul FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM ISLAM dengan baik.

       Namun penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis akan senantiasa menerima kritik dan saran yang bersifat membangun, dan penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

                      

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIOGRAFI PENULIS

 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

trenggalek

Definition List


Selamat datang di Blog kecil kami. sebuah catatan perjalanan yang tak pernah usai.

Unordered List

Support