MENCIPTAKAN
KEPRIBADIAN ANAK MUDAH BERGAUL
Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Nasional
Tahun Ajaran
2016/2017
Oleh
MUHAMMAD TAJUL
MUJAHIDIN
NISN:
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
الشرف بالأدب لا بالنسب
Artinya : Kemuliaan itu karena adab
kesopanan (budi pekerti) bukan karena
keturunan.
اجهد ولا تكسل ولا تك غافلا فالندامة العقبى لمن يتكاسل
Artinya : Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan
pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas
إخي لن تنال العلم إلا بستّة سأنبيك عن تفصيلها ببيان
ذكاء وحرص واجتهاد ودرهم وصحبة أستاذ وطول زمان
Artinya : Saudaraku! Kamu
tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan
perinciannya dengan jelas, yaitu
·
Kecerdasan
·
Kethoma’an
(terhadap ilmu)
·
Kesungguhan
·
Harta
benda (bekal)
·
Mempergauli
guru
·
Waktu
yang panjang
PERSEMBAHAN
Paper ini akan penulis persembahkan kepada :
1.
Orang
tuaku “Bapak robingu dan Ibu rinah” yang
senantiasa mengasuhku sejak kecil dan yang selalu memberiku pelajaran berupa
moral-moral kehidupan yang sangat berarti.
2.
Pondokku
tercinta ”Anwarul Haromain” tempatku
tholabul ilmi dan mendapat segala pelajaran yang bermanfaat.
3.
Madrasahku
“SMK Terpadu Al-Anwar” yang selalu kubanggakan, tempatku menuntut ilmu dan
tempatku belajar menghargai waktu dan menghargai segalanya.
4.
Ustadz
dan ustadzah yang telah membimbingku selama di Anwarul Haromain dan yang telah
mengajariku tentang sebuah pengorbanan dan perjuangan.
5.
Adikku
“zainul afdol” yang selalu mensuportku setiap waktu.
6.
Keluarga
besarku yang tercinta yang sudah mengajariku akan arti kehidupan.
7.
Semua
teman-temanku, teman seperjuangan selama tholabul ilmi di Anwarul Haromain,
yang telah mengajari tentang arti persahabatan, kekompakan, dan memahami satu
sama lain.
8.
Dan
juga tidak lupa untuk semua rekan-rekan yang telah membantu dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini dan yang telah bersedia membaca karya ilmiah ini.
KATA PENGANTAR
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Sederhana ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yakni Nabi Muhammad SAW. Karya Tulis
Ilmiah Sederhana ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "
Menciptakan Kepribadian Anak Mudah Bergaul ", yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Karya Tulis Ilmiah Sederhana ini di susun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya paper ini dapat terselesaikan. Karya Tulis Ilmiah
Sederhana ini memuat tentang “Menciptakan Kepribadian Anak Mudah Bergaul”
Walaupun paper ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan
terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia yaitu DWI SEPTIYANI, S.Pd yang
telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun
karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.
Semoga karya tulis ilmiah sederhana ini dapat
memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis
ilmiah sederhana ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................
HALAMAN MOTTO.....................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................
A.
Latar
Belakang.............................................................
B.
Rumusan
Masalah........................................................
C.
Tuuan
Pembahasan......................................................
D.
Jenis
Penelitian..............................................................
E.
Metode Pengumpulan Data..........................................
F.
Metode Analisis.............................................................
G.
Sistematika
Pembahasan..............................................
BAB II PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA................
A.
Pengertian
Anak...............................................................
B.
Kemandirian Anak..........................................................
C.
Menanamkan Budi Pekerti pada Anak..........................
D.
Membentuk Kepribadian Anak......................................
BAB III MENCIPTAKAN PRIBADI ANAK MUDAH BERGAUL
A.
Perkembangan
Anak Remaja.........................................
B.
. Perilaku
dan Pola Asuh Pada Anak..............................
C.
Menanamkan
Budi Pekerti pada Anak..........................
D.
Kenakalan
Pada Anak dan
Penanggulanganya............
BAB IV PENUTUP.......................................................................
A.
Kesimpulan.......................................................................
B.
Saran................................................................................
C.
Penutup.............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
BIODATA PENULIS.....................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Anak merupakan amanah yang sangat berharga
dari tuhan.sehingga di balik keberadaanya tersimpan sebuah tanggung jawab yang
besar bagi orang tua.dalam kenyataan yang ada,sebagai pengasuh sangat dominan
untuk membantu pembentukan karakternya .sejalan waktu mereka akan terus
berkembang dan menjadi individu yang mandii dalam lingkungan social.
Kemudian
apakah ia akan tumbuh begitu saja dan menjadi sosok sempurna sesuai dengan
harapan? Jawabanya sangat dilematis mengigat begitu banyak masalah yang mendera
dan mengelilingi hidup.selain sebagai individu yang utuh,mereka juga di tuntut
untuk dapat berubah menjadi makhluk social yang senantiasa tanggap terhadap
lingkungan .
Anak
di ibaratkan sebagai kertas putih yang belum tergores warna,oleh sebab itu
sangat membutuhkan sentuhan eklusif agar tidak menjadi sia-sia dalam mengisi
ruang tersebut.orang tua sebagai subjek didik memiliki andil yang begitu
besar,sebab hanya dirinya yang mengetahui perkembangan mereka.
Ironisnya
sampai sekarang masih banyak yang tidak begitu memperdulikan perkembangan putra
putrinya.sejumlah realita mencuak,tersiar kabartentang pembunuhan,jual beli
bayi,serta kekerasan oleh sejumlah oknum orang tua sebagai bentuk pelampiasan
emosi yang berakibat fatal.lingkungan membawa pengaruh besar bagi dirinya untuk
berekspresi,berinteraksi,serta menumbuhkan jiwa social.oleh sebab itu membina
hubungan dengaan lingkungan dan orang di sekitarnya sangat penting,agar dia
dapat bergaul tanpaa ada permasalaahaan yang membebaninya.bukankaah mereka ada
karena kita
1.2
Rumusan Masalah
Adapun pokok-pokok masalah yang
akan dibahas di dalam paper ini antara lain :
1.
Bagaimana perkembangan
anak remaja ?
2.
Bagaimana perilaku dan
pola asuh pada anak ?
3.
Bagaimana cara
menanamkan budi pekerti pada anak ?
4.
Bagaimana cara
menanggulangi kenakalan pada anak ?
1.3 Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan paper
ini antara
lain :
1.
Untuk mengetahui
perkembangan pola asuh dan perkembangan anak dan remaja ?
2.
Untuk mengetahui
perilaku dan pola asuhpada anak ?
3.
Untuk mengetahui cara
menanamkan budi pekerti pada anak ?
4.
Untuk mengetahui cara
menanggulangi kenakalan pada anak ?
1.4 Jenis
Penelitian
Penulis dan
penyusun paper ini menggunakan metode library research,yaitu pengumpulan
data-datayang ada dengan pengambilan pengetahuan atau membaca buku-buku yang
tersedia diperpustakaan dan internet research, yaitu mengambil pengetahuan dari
berbagai sumber-sumber tertentu yang ada di internet.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang penulis gunakan dalm penyusunan paper ini adalah metode
dokumentasi, yaitu suatu metode yang diperoleh dari sumber tertentu yang
kemudian dianalisa dan di tarikkesimpulan.
1.6 Metode Analisis Data
Adapun dalam
pembahasan ini penulis menggunakan metode :
1.
Metode
induktif, yaitu metode dengan mengambil kesimpulan data-data yang khusus,
kemudian di jabarkan pada kesimpulan yang lebih umum.
1.7 Sistematika pembahasan
Untuk memudahkan
dalam pembahasan paper ini, maka penulis membagi dalam empat bab yang
masing-masing bab terdiri dari sub bab yang saling berkaitan.
Adapun
sistematika pembahasan dalam penulisan paper ini adalah :
BAB I :
PENDAHULUAN
Pada
bab ini terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
pembahasan, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data,
dan sistematika pembahasan.
BAB II :
PERKEMBANGAN ANAK
Pada bab
ini terdiri dari pengertian anak, kemandirian anak, menanamkan budi
pekerti pada anak.
BAB III : PERKEMBANGAN ANAK REMAJA,
PERILAKU POLA ASUH PADA ANAK, MENANAMKAN BUDI PEKERTI PADA ANAK DAN KENAKALAN
PADA ANAK DAN PENANGGULANGANYA
Pada bab ini terdiri dari kesesuaian
antara perkembangan anak remaja, perilaku pola asuh pada anak, menanamkan budi
pekerti pada anak, dan kenakalan pada anak dan penanggulanganya.
BAB IV : PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari
kesimpulan, saran, dan penutup.
BAB II
PERKEMBANGAN ANAK DAN
REMAJA
2.1 Pengertian Anak
Anak adalah anugerah
Tuhan yang Maha esa. Selain sebagai buah hati juga merupakan symbol
kebahagiakan rumah tangga. Tidak ada satu pun orang tua yang menginginkan
anaknya mengalami kegagalan, makaitu peran dalam perkembangan anak sangat vital
sekali. Sehingga perhatian dan bimbingan orang tua sangat dibutuhkan agar anak
mengalami keberhasilan.
Pada masa ini peran orang tua dan
anggota keluarga sangat penting sebab anakmasih banyak berada di lingkuan
keluarga. Maka perilaku keluarga akan membentuk kepribadian anak. Disamping itu
perlu diperhatikan juga anak akan mulai mengenal sosialisasi dan berteman.
Dalam bergaul dengan teman-temannya. Dalambergaulanakyang satu dan yang lainnya
memiliki karakter yang berbeda, apalagi dalam hal kemampuan yang lain. Pada
saat mulai bergaul sebagai orang tua harus waspada karena wataknya pada masa
ini sangat menjengkelkan, anak mulai membantah, bersikap kasar, dan menjadi
pemirung (pendiam). Ketika menunjukkan perilaku-perilaku seperti ini orang tua
harus mulai memperhatikannya, sebab ini merupakan ekspresi perasaan anak yang
masih labil dan kita tidak boleh memarahinya. Bagaimanapun anak boleh
menunjukkan sikapnya, orang tua hanya berhak mengarahkan, memberi kasih sayang
dan tidak boleh memaksa kehendak karena
anak adalah sosok pribadi yang merdek. (Muryanto 1 2009)
2.2 kemandirian anak
Setiap
orang tua pasti mendambakan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Itu
merupakan tujuan dalam mendidik, biasanya orang tua menerapkan kemandirian
dalam keseharianya. Misalnya di suruh memakai pakaian,menalikan sepatu,dan
bermacam-macam pekerjaan kecil sehari hari yang dapat di lakukan sendiri.ini
adalah kemandirian yang di terapkan pada fisik anak.
Selain
ada kemandirian fisik ada juga ada
kemandirian sikap dan perilaku.orang tua perlu membiasakan anak untuk menyelesaikan
permasalahanya sendiri.
Ada beberapa hal pokok yang harus di
terapkan dalam menciptakan kemandirian bagi mereka di antaranya.
a.
Melayani
kebutuhan intelektualnya
Kedewasaan
akan mendorong anakuntuk ingin tahu berbagai hal. Ini akan membutuhkan peranan
orang tua dalam memberikan informasi dan pengetahuan yang benar pada mereka
.apabila ia menanyakan sesuatu , cobalah beri kesempatan padanya untuk
menjawab, apabila jawaban itu benar berilah
satu penghargaan agarpikiranya berkembang, dan apabila jawabanya salah
luruskanlah jawaban tersebut . ini
sangat baik bagi kecerdasan intelektual mereka.
Kadang kala anak memiliki keinginan untuk
memahami apa yang telah terjadi padanya, dan hal yang ingin di kerjakan di
saat-saat tertentu. Karena ia juga ingin mengendalikan kepekaan-kepekaan, yaitu
ingin memahami diri sendiri maupun mengendalikan diri dalam situasi konflik.
1.
arti penting dunia batin
seorang individu
lahir ke dunia, kepandaian intrapersonalnya berkembang sebagai hasil sebuah
kombinasi antara keturunan, lingkungan, dan pengalaman semakin baik seseorang
membawa keecerdasan ini pada kesadaranya, maka semakin baik pula ia dapat
menghubungkaan dunia batinya ke pengalaman dunia luar.
2.
Memahami diri sendiri
Kecerdasan intrapersonal atau cerdas diri
merupakan kemampuan seseorang untuk
memahami diri sendiri, mengetahuisiapa dirinya, apa yang dapat ia lakukan, apa
yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap sesuatu situasi dan
memahami situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari, serta mengarahkan dan
mengintropeksi diri.
Anak memiliki kecerdasan intrapersonal yang
baik maka ia memiliki pemahaman yang baik pula terhadap dirinya sendiri, dan
tidak menjadi sosok pengacau saat berinteraksi dengan kelompok sosialnya.
Selain itu, ia juga dapat mengetahui apa saja yang dapat ia lakukan dan dapat
mengetahui individu yang tepat saat ia memerlukan bantuan.
3.
perlu di asah
untuk mendapat kecerdasan anak perlu
mendapatkan perangsangan dan pengasahan yang tepat pada aspek kecerdasan.
Kecerdasan anak di pengaruhi oleh kecerdasan intrapersonal anak. Ada beberapa
cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak yaitu dengan memberikan
kesempatan pada anak untuk mengenalkan perasaan dan emosi yang tejadi pada
anak. (Muryanto 23 2009)
b. Beri semangat anak agar anak kreatif
Dalam
hidup anak akan menemukan ha-hal yang menghambat aktifitasnya seperti mainannya
rusak, sepeda rusak, dan lain-lain. Kebanyakan jika menemui ini akan lapor
kepada orang tua. Apabila seperti ini dapat di arahkanya kepadanya bahwa setiap
masalah tidak harus lapor orang tua. Ada sumber lain yang dapat membantu untuk
mengatasi masalah tersebut.
Ada
beberpa hal yang dapat mendorongkan kreatifitas anak di antaranya mengajukan
pertanyaan tentang bagaimana mengubah sesuatu agar lebih baik. Misalnya
menggunakan pertanyaan apa yang terjadi jika, atau, dan lain-lainya. Di samping
itu orang tua dapat memberikan:
1. Permainan kretif
Orang tua memberi permainan dengan
“mengikuti petunjuk” ini akan mendorong ana k untuk kreatif dengan melihat
contoh. Misalnya di arahkan untuk melihat bangunan dengan bisa di beri bahan
dari balok, atau malam. Ini dapat mendorong mereka untuk merancang sesuai
dengan kemampuanya.
2. Berikan konsep cerita
bersambung
Berikan
cerita bersambung baik legenda atau cerita dongeng. Bila anak sudah bisa
membaca kasihkan buku-buku cerita, latihlah daya imajinasinya terhadap apa yang di ceritakan ataupun yang di
dengarnya. Anda bisa menyuruhnya untuk memperagakan pesan suatu tokoh atau
menentukanya.
3. Berikan gambar tokoh
Berikan gambar
tokoh dan beri pemahaman anak tentang suatu yang berkaitan dengan tokoh itu.
Ajaklah untuk memahaminya dan suruhlah untuk menirukan atau menggambarkanya
sekaligus perasaan dari pemikiranya.
(muryanto 23
2009)
2.3 menanamkan budi pekerti pada anak
Budi
pekerti atau moralitas sangat penting dalam menunjang pergaulan. Karena dengan
budi pekerti yang luhur pasti akan di terima di lingkunganya, dapat berkumpul,
dan berteman dengan baik sehingga mendorong anak agar dapat berinteraksi dengan
baik.
Sebelum mengetahui lebih banyak
tentang menanamkan budi pekerti pada anak ada yang terlebih dahulu kita
mengerti yaitu apa itu budi pekerti.
Budi pekerti merupakan sebuah
akumulasi dari cipta, rasa, dan karsa yang di terapkan dalam sikap, kata-kata,
dan tingkah laku yang menyangkut kesopanan dalam bertindak, kesantunan dalam
bersikap, kedewasaan dalam pergaulan, dan menghormati sesama.
Seseorang yang berbudi pekerti
biasa di sebut dengan budiman. Anak yang
budiman mudah di terima di mana saja karena telah melakukan suatu hal yang baik
terhadap lingkungan dan meninggalkan hal-hal yang buruk bagi lingkunganya.
Anak yang budiman bisa di lihatdari.
1.
Perbuatan yang baik di lakukan
berulang-ulang.
2.
Perbuatanya timbul tanpa di pikirkan, jadi
merupakan kebiasaan.
Budi pekerti bertujuan supaya anak mampu
mewujudkan sikap dalam memahami komunikasi. Guna menjaga hubungan dengan orang
lain, agar tercipta keharmonisan dan keselarasan dalam pergaulan hidup.
Ada hal yang harus di perhatikan orang tua
dalam menanamkan budi pekerti. Sebelum menanamkan pada anak tanamkan dulu pada
diri orang tua sehingga mereka dapat menerima hal tersebut. Mustahil terwujud
jika ia di tuntut untuk mempunyai budi pekerti sementarq orang tua sering
terlihat menunjukkan perilaku yang tidak terpuji. Beberapa hal dalam penanaman
budi pekerti.
1.
Budi pekerti keimanan.
2.
Budi pekerti dengan sesamanya.
3.
Budi pekerti terhadap diri sendiri.
4. Budi pekerti terhadap alam.
(muryanto
35 2009)
2.4
Membentuk Kepribadian Anak
Dengan
kata lain membentuk kepribadian anak adalah membentuk anak
berakhlak yang
baik. Nabi Muhammad saw juga menjadikan akhlak terpuji
sebagai
kesempurnaan iman, sebagaimana sabdanya: “orang mukmin yang paling
sempurna keimananya adalah yang paling baik akhlaknya”.
1.MENGAJARKAN KEJUJURAN
Kejujuran merupakan sifat yang terpuji. Kejujuran adalah
sifat yang tidak dapat
datang sendiri. Kejujuran, sufat yang harus dilatihkan
setiap hari. Dan kejujuran
hanya ada didalam hati. Menanamkan kejujuran pada anak
harus dilakukan
sekalipun sering menemui banyak rintangan. Penanaman
sikap ini bukan hal yang
mudah karena orang tua tidak cukup hanya memberi seabrek
teori untuk
dihafalkan. Orang tua diharapkan dapat memberi contoh
perilaku jujur dalam
setiap hal di hadapan anak. Sekilas tampak mudah namun
sebenarnya memerlukan
pengorbanan yang besar untuk memberi contoh perilaku
seperti ini. Mengajarkan
anak untuk tidak bohong berarti orang tua tudak boleh
bohong. Mengajarkan
kejujuran pada hakekatnya harus melatih anak untuk
bersukap jujur dalam setiap
langkah.
Tidak salah apabila orangtua memformat sedemikian rupa
sehingga anak mau
mengedepankan kejujuran. Agar menjadi anak yang jujur,
orang tua tidak bisa
tinggal diam,. Anak perlu diberi cerita-cerita tentang
mulianya sifat jujur baik
didepan masyarakat maupun dihadapan Allah SWT. Tanamkan
pada anak bahwa
bersikap jujur akhirnya menang dan bohong akan ada pada
pihak yang kalah.
Siapa yang jujur akan disayang Tuhan. Pengertian seperti
inilah yang mestinya
disampaikan kepada anak. Tanamkan pemahaman bahwa
tidakada ruang untuk
berlaku bohong. Di tempat manapun dan kapanpun Tuhan
melihat-Nya. Berniat
tidak jujur sedikit pun Tuhan mengerti. Oleh karenanya
kita harus berlaku jujur
karena Tuhan selalu mengawasi. Siapa jujur akan makmur.
Siapa jujur akan
banyak saudara (siapa jujur akeh sedulur: Jw). Tidak
jujur, akan hancur. Untuk itu
kalimat-kalimat seperti diatas terus dikumandangkan agar
anak benar-benar mau
menerapkannya. Jangan bosan menyampaikankebaikan sifat
jujur pada anak
Kejujuran harus diberikan kepada anak karena sifat jujur
akan menutup sikap
yang tidak semaunya sendiri. Nabi Muhammad SAW
menasihatkan: “Hendaknya
kamu berlaku benar (jujur) karena jujur itu menunjukkan
(menuntun) kepada
perbuatan baik, dan perbuatan baik itu menuntunkearah
surga”.
Dalam surat Yunus ayat 69 juga ditegaskan bahwa
ketidakjujuran (kebohongan)
merupakan sifat dan sikap yang tidak disukai Tuhan. Oleh
karenanya, bohong
sangat tidak menguntungkan. Firman Allah itu berbunyi:
“Katakanlah:
‘Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah
tidak beruntung’
Pembelajaran
kejujuran ini dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Sambil
nonton
televisi pun bisa mengajarkan kejujuran. Misalnya, berita pada patroli,
sergap dan
derap hukum pasti akan mengundang pasti akan mengundang iba si
anak kepada
pelaku pencurian, pembunuhan dan kejahatan lain yang telah tampak
babak belur
setelah dilawan masa. Wajahnya rusak, tangannya bengkak dan
kakinya
ditembak. Anak pun akan berkomentar, “pak, kasihan dia. Hii!”.
Kita selaku
orang tua harus bisa memasukkan pelajaran kejujuran pada anak. “Adi
itu hasilnya
orang yang tidak jujur. Oleh karena itu, Adi harus jujur, tidak boleh
mencuri
seperti dia!”.
Apabila setiap
waktu dalam berbagai pristiwa dan suasana, pengertian,
pemahaman dan
akibat ketidak jujuran itu kita sampaikan, insya Allah sifat jujur
akan melekat
dihati anak. Kunci keberhasilan mengajarkan kejujuran
sesungguhnya
terletak pada ketelatenan dan perhatian kita (orang tua) kepada
anak.dan tidak
kalah pentingnya adalah tercerminnya sikap orang tua, dalam
kehidupan
keluarga yang seharusnya sebagai motor penggerak dan tauladan nyata.
Kisah diatas
memberikan gambaran bahwa jika hati ini benar-benar mau bersikap
jujur ternyata
dapat mengendalikan tindakan yang lain.
2.MENGAJARKAN
KEBERANIA
“Ajarkan
keberanian karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang penakut”.
Mengajarkan
keberanian kepada anak artinya menanamkan pengertian,
pemahaman dan
sikap mental tentang sifat berani. Sifat berani yang diberikan pun
adalah yang
telah terseleksi. Artinya, tidak asal berani tanpa perhitungan
diberikan
tetapi berani melakukan sesuatu yang sesuai dengan tuntutan agama
disertai
berani bertanggung jawab.
Kehidupan
merupakan kesempatan sekaligus tuntutan menampilkan keberanian.
Dalam segala
hal, keberanian itu sangat dipelukan. Oleh karena itu sifat penakut
yang
menelikung sebagian besar manusia ini perlu dijauhkan dari anak. Jangan
dibiarkan anak
menjadi penakut dan pengecut. Jangan sapai sikap rendah diri
berkembang
tanpa tepi pada anak. Sebab sikap ini hanya akan membuat anak
tidak bisa
bersikap apa-apa di depan orang lain. Kembangkan sikap yang tegas
dan berani
menghadapi rintangan yang sedang ada dihadapannya. Pupuklah sikap
tegas dan
berani yang telah termiliki oleh anak, jangan sampai hilang termakan
pergaulan
sehari-hari.
(anonim http://www.kompasiana.com/tanamilmu/membentuk-kepribadian-anak_55107b79a333118b37ba84c4)
CATATAN :
1. EDITING AKHIR (SPACI)
2. PENULISAN CATATAN KAKI (KUTIPAN DARI BUKU)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan anak remaja
Seorang remaja masih tergolong sebagai
anak dan orang bilang masa remaja itu masa yang paling indah. Masa ini
merupakan pencairan jati diri dan mulai kuat dalam memutuskan apa yang terbaik
bagi mereka menganggap dirinya mampu menghadapi semua permasalahan, dan
menganggap dirinya serba mengetahui, kurang menghormati orang tua. Sebagai
orang tua janganlah merasa apa yang di lakukanya sebagai bentuk serangan.
Sesekali perlu larut dalam keadaan mereka dengan begitu akan meningkatkan
kemampuan remaja dalam jati diri. Hubungan yang hangat dalam keluarga membuat
kita menerangkan perasaan kita, dan orang tua akan rela hati untuk mendengarkan
kita, juga mau menjelaskan alasan pelarangan dalambahasa yang santai seringnya
membuat kesepakatan antara kita dan orang tua akan sangat membantu perkembangan
remaja termasuk perkembangan kehidupan sosial kita.
Perlu di ketahui bahwa dalam undang-undang perlindungan anak
pasal 11 menyebutkan.
“setiap anak berhak untuk beristirahat
dan memanfaatkan waktu luang bergaul dengan anak yang sebaya bermain,
berkreasi, dengan minat bakat dan tingkat kecerdasanya demi pengembangan diri.
Dengan landasan peraturan di atas kita
akan lebih memahami perilaku remaja, adapun sikapnya yang perlu di pahami di
antaranya:
1.
Remaja selalu
berkeinginan untuk pisah dengan keluarganya, menentang aturan dan nilai-nilai
yang ada demi menetapkan individualitasnya yang biasa di lakukan dengan
konfromtasi atau melalui konflik.
2.
Remaja biasa menganggap
dirinya hebat tidak butuh bantuan orang lain, biasanya di ekspresikan dengan
bersikap kasar mengejek orang tua, atau orang lain dan tidak ingin bersamanya.
3.
Terjadinya perubahan
hormonal yang meyebabkan perubahan diri suasana hati yang dapat meningkatkan
kepekaan kemarahan, menumbuhkan perkataan yang di lampiaskan dalam pergaulan
yang mungkin terdengartidak senonoh.
(muryanto
9 2009)
3.2 perilaku dan pola asuh pada anak
Ketika
anak sudah mennunjukkan perilaku seperti mulai memberontak bersikap kasar
menjadi orang tua sudah bisa menerapkan kedisiplinan dengan menerapkan sistem
ini akan mengajarkanya untuk berlatihan tanggung jawab dengan memotivasi.
Langkah tersebut untuk membangun percaya diri dan akan membuat mereka merasa di
cintai. Dan ini sangat membantu perkembangan mental dalam bergaul.
Langkah-langkah yang harus di lakukan guna membantu perkembangan adalah :
a. Meluangkan waktu untuk anak
Anak
perlu mendapat perhatian yang cukup dari orang tua, sehingga harus dapat
meluangkan waktu bersama mereka. Bukan apa yang harus di berikan pada anak,
melainkan waktu bersama anak. Dengan keadaan seperti itu akan membawanya dalam
perasaan yang gembira dan merasa berharga di mata orang tuanya, juga dapat
meningkatkan pemahaman tentang perbuatan yang benar dan salah.
b.
Buatlah diri kita menjadi contoh
Perilaku
anak biasanya mencerminkan tentang apa yang di lihat, maka kita harus
berhati-hati dalam bertindak apabila berada di sekitar mereka. Berikan contoh
perilaku yang baik padanya janganlah memerahi bila ia melakukankesalahan,
misalnya melempar sepatu setelah di lepas. Sebagai orang tua dapat memberi
contoh mengambil dan menaruh di rak sepatu dengan sepengetahuanya. Bila
melakukan lagi di hari berikutnya, maka kita harus tetap mengarahkan agardi
taruh sseperti kemarin jangan sampai melakukanya dengan nada marah sehingga
tidak menyinggung perasaanya. Sehingga ia dapat menggunakan akal dan daya ingaat
mereka akan tumbuh serta tidak akan mengulangi di hari berikutnya. Selain itu
masih banyak hal-hal positif yang dapat di contohkan kepada anak.
c. Melatih anak untuk mandiri
Walaupun
anak masih kecil masih usia dua tahun larutkan anak dalam kesibukan sehari-hari
anak akan memahaami bagaimana melakukan sesuatu yang terbaik untuk dirinya,
dapat mengajak belajar, mengajaknya memilih sayur, membuang sampah, dan
kegiatan lain yang di rasakan anak sudah mampu hal ini jangan sampai kelewat
batas karena dapat mengakibatkan anak merasa tidak penting.
d.
Perlihatkan anak dengan sebab akibat
Janganlah
terlalu banyak mencampuri urusan serta memperhatikan mereka secara berlebihan.
Apabila hal ini terjadi akan menciptakan pribadi-pribadi manja pada anak.
Biarkan mereka menanggung konsekuensi yang timbul akibat perbuatanya.
(muryanto
13 2009)
3.3 menanamkan budi pekerti pada anak
Budi pekerti atau moralitas sangat
penting dalam menunjang pergaulan. Karena dengan budi pekerti yang luhur pasti
akan di terima di lingkunganya, dapat berkumpul, dan berteman dengan baik
sehingga mendorong anak agar dapat berinteraksi dengan baik.
Sebelum mengetahui lebih banyak
tentang menanamkan budi pekerti pada anak ada yang terlebih dahulu kita
mengerti yaitu apa itu budi pekerti.
Budi pekerti merupakan sebuah
akumulasi dari cipta, rasa, dan karsa yang di terapkan dalam sikap, kata-kata,
dan tingkah laku yang menyangkut kesopanan dalam bertindak, kesantunan dalam
bersikap, kedewasaan dalam pergaulan, dan menghormati sesama.
Seseorang yang berbudi pekerti
biasa di sebut dengan budiman. Anak yang
budiman mudah di terima di mana saja karena telah melakukan suatu hal yang baik
terhadap lingkungan dan meninggalkan hal-hal yang buruk bagi lingkunganya.
Anak yang budiman bisa di lihatdari.
1.
Perbuatan yang baik di lakukan berulang-ulang.
2.
Perbuatanya timbul tanpa di pikirkan, jadi merupakan kebiasaan.
Budi pekerti bertujuan supaya anak mampu
mewujudkan sikap dalam memahami komunikasi. Guna menjaga hubungan dengan orang
lain, agar tercipta keharmonisan dan keselarasan dalam pergaulan hidup.
Ada hal yang harus di perhatikan orang tua
dalam menanamkan budi pekerti. Sebelum menanamkan pada anak tanamkan dulu pada
diri orang tua sehingga mereka dapat menerima hal tersebut. Mustahil terwujud
jika ia di tuntut untuk mempunyai budi pekerti sementarq orang tua sering
terlihat menunjukkan perilaku yang tidak terpuji. Beberapa hal dalam penanaman
budi pekerti.
1.
Budi pekerti keimanan.
2.
Budi pekerti dengan sesamanya.
3.
Budi pekerti terhadap diri sendiri.
4.
Budi pekerti terhadap alam.
(muryanto
35 2009)
3.4
kenakalan
pada anak dan penanggulanganya.
Menjadi orang tua hal yang
paling sulit adalah mengendalikan emosi dalam mengasuh dan mendidik. Secara
teori orang tua mungkin sudah mendapatkan dari buku-buku yang ada, atau
mengikuti seminar tentang perkembangan anak. Tetapi dalam kenyataanya begitu
menghadapi kenakalan mereka, maka hilanglah semua teori yang di dapat.
Ketidak mampuan orang tua
dalam mengendalikan emosi memunculkan hal yang tidak seharusnya seperti
pemukulan atau kekerasan fisik. Walaupun penyesalan hadir di kemudian, karena
padadasarnya anak belum bisa memahami antara tindakan nakal menurut orang
tua,dengan pukulan yang di terimanya. Ia hanya bisa merasakan sakitnya pukulan
yang di terima, tanpa berfikir kenapa mendapat pukulan. Bila hal ini dapat membuatnya
jera untuk mengulangi perbuatan, bukan karena menyadari kenakalan yang telah di
perbuat, tetapi karena takut akan mendapat pukulan.
Dalam mengatasi kondisi
seperti ini, sebagai orang tua jangan menasehati kejadian, tetapi setelah dalam
keadaan tenang. Jadi supaya efektif, nasehat dapat di lakukan pada saat ia
sudah tidak emosi. Sebab menasehati anak dengan berteriak dan dalam keadaan
emosi sama sekali tidak akan membuahkan hasil.
Bagi orang tua yang mempunyai kebiasaan
melakukan kekerasan pada anak, ada cara efektif untuk menghilangkanya yaiti
dengan membaca tulisan atau artikel tentang bahayanya melakukan kekerasan fisik
sehingga orang tua akan teringat terus akibat-akibat memberikan hukuman fisik
pada anak.
1. buat peraturan.
Orang
tua dapat menerapkan peraturan, seperti kapan harus belajar berikan lah
peraturan yang sederhana melihatkan mereka dalam proses pembuatanya, sehingga
akan tahu konsekuensi yang akan di terima jika melanggar peraturan-peraturan
tersebut.
2. Mencegah
lebih baik dari pada mengobati.
Ketika
sudah menunjukkan hal-hal yang di luar batas kewajaran segeralah ambil
tindakan. Alihkan pada hal lain yang dapat di lakukan oleh mereka, ini lebih
baik dari pada memberi tahu kesalahanya.
3. Memahami perilaku anak.
Bila
memiliki anak yang cenderung nakal maka orang tua harus dapat memahami serta
mengidentifikasi pemicu kenakalanya. Sehingga dapat memahami dan mengatasinya
karena sudah faham penyebab hal tersebut.
Di samping mengatasi juga
harus intropeksi diri tentang apa yang telah di berikan seperti perhatian dan
kebersamaan. Jangan salahkan perilaku tersebut, tapi carilah jalan keluar agar
dapat berubah lebih baik.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Manusia selau
mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik
(bentuk tubuh)
maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa
remaja merupakan
masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola
pikir kita
mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat kekanak-
kanakan menjadi
pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja
maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan
atau fase yang disebut dengan
fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia
mengalami perubahan pola pikir
menjadi lebih
matang secara bertahap.
Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam
menentukan siapa sebenarnya dia (tahap
pencarian jati diri) dalam artian masih
mencari apa yang harus ia lakukan dalam
kehidupannya. Pada masa inilah
diperlukan penanaman nilai-nilai norma
yang berlaku agar pada waktu menjalani
fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam
jurang kesalahan yang dalam.
Pergaulan remaja yang bebas
sebenarnya dikarenakan oleh segala macam
perkembangan
yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun
lingkungannya.
Seorang remaja masih tergolong
sebagai anak dan orang bilang masa
remaja itu masa
yang paling indah. Masa ini merupakan pencairan jati diri dan
mulai kuat dalam
memutuskan apa yang terbaik bagi mereka menganggap dirinya
mampu menghadapi
semua permasalahan, dan menganggap dirinya serba
mengetahui,
kurang menghormati orang tua. Sebagai orang tua janganlah merasa
apa yang di
lakukanya sebagai bentuk serangan. Sesekali perlu larut dalam
keadaan mereka
dengan begitu akan meningkatkan kemampuan remaja dalam jati
diri. Hubungan
yang hangat dalam keluarga membuat kita menerangkan perasaan
kita, dan orang
tua akan rela hati untuk mendengarkan kita, juga mau menjelaskan
alasan
pelarangan dalambahasa yang santai seringnya membuat kesepakatan
antara kita dan
orang tua akan sangat membantu perkembangan remaja termasuk
perkembangan
kehidupan sosial kita.
Yang terpenting sebenarnya adalah
bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai
remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan
norma yang
berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam
memperhatikan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan
pendidikan
agama.
Pergaulan juga mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan
kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya,
baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang
positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok
guna melakukan
hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah
ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang
masih mencari jati dirinya.
Dalam perkembangannya, kehidupan di
jaman yang telah maju ini
memiliki dampak
bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.
Pergaulan pada
remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah
ditetapkan.
Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam
pergaulannya.
B. Saran
1). Kepada pihak orang tua, berikan semua yang
terbaik untuk anak tetapi tetap
memperhatikan dalam membimbing
dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan
pandangan yang benar.
2). Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan
dan arah hidup yang jelas, belajar
lebih mengenal diri sendiri,
meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi
kegiatan yang bermanfaat serta
bergaul dengan teman secara benar. Tingkatkanlah
pengetahuan tentang segala
perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan
dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
3). Kepada para remaja baik pelajar maupun
mahasiswa agar selain belajar juga ikut
ambil bagian dalam kegiatan yang
positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energy
yang berlebih sehingga tidak mengarah pada
penyaluran dorongan bilogis secara
langsung, misalnya dengan kegiatan.
Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan
lain yang bersifat mengembangkan potensi dan
bakat masing-masing. Semoga dengan
makalah ini anda dapat memahami makna materi
yang saya bahas.Setelah memahaminya
janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul
bebas karena itu dapat merusak nama
baik dirimu,keluarga,dan
dilingkungan masyarakatmu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf
al uqshary 2005 Sukses Bergaul Gema Insani
Tim
Jordan. 2006. Kiat Sukses Menjadi Orang Tua, Dolphin Book
UU.
No. 23 Tahun 2003 tentang perlindungan anak
Prof
A. Qodri Azizy Ph. D. 2003. Pendidikan Untuk Membangun Etika.
Aneka Ilmu
Putri
Pandan Wangi. 2005. Mendidik Anak Prasekolah. Damar Pustaka
Prof
Dr. H. Muhammad Surya. 2001. Bina Keluarga. Aneka Ilmu
Dr.
Loso. 2007. Budi Pekerti 1. Aneka Ilmu
Dr.
Loso. 2007. Budi Pekerti 4. Aneka Ilmu
Sumirin
Mpd. 2007. Budi Pekerti 3. Aneka Ilmu
Suroso.
2007. Budi Pekerti 2. Aneka Ilmu
Kid.
Guidey -8 years. 2007. Bekasi. PT. Bali Max Media
Kompas
Edisi Jumat 27 Agustus2007
0 komentar:
Posting Komentar