l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l l

Sabtu, 17 April 2021

MENCIPTAKAN KEPRIBADIAN ANAK MUDAH BERGAUL

 

MENCIPTAKAN KEPRIBADIAN ANAK MUDAH BERGAUL

Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Nasional

Tahun Ajaran 2016/2017

 

 


 

 

Oleh

MUHAMMAD TAJUL MUJAHIDIN

NISN:

 


 

HALAMAN PENGESAHAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MOTTO

 


                                                                      
الشرف بالأدب لا بالنسب


Artinya : Kemuliaan itu karena adab kesopanan (budi pekerti) bukan karena keturunan.

 

           اجهد ولا تكسل ولا تك غافلا فالندامة العقبى لمن يتكاسل

 

Artinya : Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas

 

إخي لن تنال العلم إلا بستّة سأنبيك عن تفصيلها ببيان

             ذكاء وحرص واجتهاد ودرهم وصحبة أستاذ وطول زمان

 

Artinya :  Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas, yaitu

·         Kecerdasan

·         Kethoma’an (terhadap ilmu)

·         Kesungguhan

·         Harta benda (bekal)

·         Mempergauli guru

·         Waktu yang panjang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERSEMBAHAN

 

Paper ini akan penulis persembahkan kepada :

1.                  Orang tuaku “Bapak robingu dan Ibu rinah” yang senantiasa mengasuhku sejak kecil dan yang selalu memberiku pelajaran berupa moral-moral kehidupan yang sangat berarti.

2.                  Pondokku tercinta ”Anwarul Haromain”  tempatku tholabul ilmi dan mendapat segala pelajaran yang bermanfaat.

3.                  Madrasahku “SMK Terpadu Al-Anwar” yang selalu kubanggakan, tempatku menuntut ilmu dan tempatku belajar menghargai waktu dan menghargai segalanya.

4.                  Ustadz dan ustadzah yang telah membimbingku selama di Anwarul Haromain dan yang telah mengajariku tentang sebuah pengorbanan dan perjuangan.

5.                  Adikku “zainul afdol” yang selalu mensuportku setiap waktu.

6.                  Keluarga besarku yang tercinta yang sudah mengajariku akan arti kehidupan.

7.                  Semua teman-temanku, teman seperjuangan selama tholabul ilmi di Anwarul Haromain, yang telah mengajari tentang arti persahabatan, kekompakan, dan memahami satu sama lain.

8.                  Dan juga tidak lupa untuk semua rekan-rekan yang telah membantu dalam proses penyusunan karya ilmiah ini dan yang telah bersedia membaca karya ilmiah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

http://peluangusaha-oke.com/wp-content/uploads/2011/09/Gambar-Islami-Kaligrafi-Arab-3.jpg

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Sederhana ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.  Karya Tulis Ilmiah Sederhana ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang " Menciptakan Kepribadian Anak Mudah Bergaul ", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

 

Karya Tulis Ilmiah Sederhana ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya paper ini dapat terselesaikan. Karya Tulis Ilmiah Sederhana ini memuat tentang “Menciptakan Kepribadian Anak Mudah Bergaul” Walaupun paper ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia yaitu DWI SEPTIYANI, S.Pd yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.

 

Semoga karya tulis ilmiah sederhana ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun karya tulis ilmiah sederhana ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

HALAMAN JUDUL......................................................................

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................

HALAMAN MOTTO.....................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................

KATA PENGANTAR....................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................

BAB  I   PENDAHULUAN............................................................

A.   Latar Belakang.............................................................

B.   Rumusan Masalah........................................................

C.   Tuuan Pembahasan......................................................

D.   Jenis Penelitian..............................................................

E.   Metode Pengumpulan Data..........................................

F.    Metode Analisis.............................................................

G.  Sistematika Pembahasan..............................................

BAB  II   PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA................

A.   Pengertian Anak...............................................................

B.   Kemandirian Anak..........................................................

C.   Menanamkan Budi Pekerti pada Anak..........................

D.   Membentuk Kepribadian Anak......................................

BAB  III  MENCIPTAKAN PRIBADI ANAK MUDAH BERGAUL 

A.   Perkembangan Anak Remaja.........................................

B.   . Perilaku dan Pola Asuh Pada Anak..............................

C.   Menanamkan Budi Pekerti pada Anak..........................

D.   Kenakalan Pada Anak dan Penanggulanganya............

BAB  IV  PENUTUP.......................................................................

A.   Kesimpulan.......................................................................

B.   Saran................................................................................

C.   Penutup.............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................

BIODATA PENULIS.....................................................................

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah

   Anak merupakan amanah yang sangat berharga dari tuhan.sehingga di balik keberadaanya tersimpan sebuah tanggung jawab yang besar bagi orang tua.dalam kenyataan yang ada,sebagai pengasuh sangat dominan untuk membantu pembentukan karakternya .sejalan waktu mereka akan terus berkembang dan menjadi individu yang mandii dalam lingkungan social.

Kemudian apakah ia akan tumbuh begitu saja dan menjadi sosok sempurna sesuai dengan harapan? Jawabanya sangat dilematis mengigat begitu banyak masalah yang mendera dan mengelilingi hidup.selain sebagai individu yang utuh,mereka juga di tuntut untuk dapat berubah menjadi makhluk social yang senantiasa tanggap terhadap lingkungan .

Anak di ibaratkan sebagai kertas putih yang belum tergores warna,oleh sebab itu sangat membutuhkan sentuhan eklusif agar tidak menjadi sia-sia dalam mengisi ruang tersebut.orang tua sebagai subjek didik memiliki andil yang begitu besar,sebab hanya dirinya yang mengetahui perkembangan mereka.

Ironisnya sampai sekarang masih banyak yang tidak begitu memperdulikan perkembangan putra putrinya.sejumlah realita mencuak,tersiar kabartentang pembunuhan,jual beli bayi,serta kekerasan oleh sejumlah oknum orang tua sebagai bentuk pelampiasan emosi yang berakibat fatal.lingkungan membawa pengaruh besar bagi dirinya untuk berekspresi,berinteraksi,serta menumbuhkan jiwa social.oleh sebab itu membina hubungan dengaan lingkungan dan orang di sekitarnya sangat penting,agar dia dapat bergaul tanpaa ada permasalaahaan yang membebaninya.bukankaah mereka ada karena kita

1.2       Rumusan Masalah

                Adapun pokok-pokok masalah yang akan dibahas di dalam paper ini antara lain :

1.      Bagaimana perkembangan anak remaja ?

2.      Bagaimana perilaku dan pola asuh pada anak ?

3.      Bagaimana cara menanamkan budi pekerti pada anak ?

4.      Bagaimana cara menanggulangi kenakalan pada anak ?

1.3      Tujuan Pembahasan

                Adapun tujuan pembahasan paper ini antara lain :

1.      Untuk mengetahui perkembangan pola asuh dan perkembangan anak dan remaja ?

2.      Untuk mengetahui perilaku dan pola asuhpada anak ?

3.      Untuk mengetahui cara menanamkan budi pekerti pada anak ?

4.      Untuk mengetahui cara menanggulangi kenakalan pada anak ?

1.4      Jenis Penelitian

               Penulis dan penyusun paper ini menggunakan metode library research,yaitu pengumpulan data-datayang ada dengan pengambilan pengetahuan atau membaca buku-buku yang tersedia diperpustakaan dan internet research, yaitu mengambil pengetahuan dari berbagai sumber-sumber tertentu yang ada di internet.

1.5         Metode Pengumpulan Data

                           Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalm penyusunan paper ini adalah metode dokumentasi, yaitu suatu metode yang diperoleh dari sumber tertentu yang kemudian dianalisa dan di tarikkesimpulan.

1.6        Metode Analisis Data

                  Adapun dalam pembahasan ini penulis menggunakan metode :

1.      Metode induktif, yaitu metode dengan mengambil kesimpulan data-data yang khusus, kemudian di jabarkan pada kesimpulan yang lebih umum.

1.7    Sistematika pembahasan

               Untuk memudahkan dalam pembahasan paper ini, maka penulis membagi dalam empat bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang saling berkaitan.

          Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan paper ini adalah :

         BAB I : PENDAHULUAN

               Pada bab ini terdiri dari : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan sistematika pembahasan.

         BAB II : PERKEMBANGAN ANAK

          Pada bab ini terdiri dari pengertian anak, kemandirian anak, menanamkan budi pekerti pada anak.

 

         BAB III : PERKEMBANGAN ANAK REMAJA, PERILAKU POLA ASUH PADA ANAK, MENANAMKAN BUDI PEKERTI PADA ANAK DAN KENAKALAN PADA ANAK DAN PENANGGULANGANYA

          Pada bab ini terdiri dari kesesuaian antara perkembangan anak remaja, perilaku pola asuh pada anak, menanamkan budi pekerti pada anak, dan kenakalan pada anak dan penanggulanganya.

BAB IV : PENUTUP

               Pada bab ini terdiri dari kesimpulan, saran, dan penutup.

 

 

 

 

 BAB II

PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

2.1     Pengertian Anak

        Anak adalah anugerah Tuhan yang Maha esa. Selain sebagai buah hati juga merupakan symbol kebahagiakan rumah tangga. Tidak ada satu pun orang tua yang menginginkan anaknya mengalami kegagalan, makaitu peran dalam perkembangan anak sangat vital sekali. Sehingga perhatian dan bimbingan orang tua sangat dibutuhkan agar anak mengalami keberhasilan.

          Pada masa ini peran orang tua dan anggota keluarga sangat penting sebab anakmasih banyak berada di lingkuan keluarga. Maka perilaku keluarga akan membentuk kepribadian anak. Disamping itu perlu diperhatikan juga anak akan mulai mengenal sosialisasi dan berteman. Dalam bergaul dengan teman-temannya. Dalambergaulanakyang satu dan yang lainnya memiliki karakter yang berbeda, apalagi dalam hal kemampuan yang lain. Pada saat mulai bergaul sebagai orang tua harus waspada karena wataknya pada masa ini sangat menjengkelkan, anak mulai membantah, bersikap kasar, dan menjadi pemirung (pendiam). Ketika menunjukkan perilaku-perilaku seperti ini orang tua harus mulai memperhatikannya, sebab ini merupakan ekspresi perasaan anak yang masih labil dan kita tidak boleh memarahinya. Bagaimanapun anak boleh menunjukkan sikapnya, orang tua hanya berhak mengarahkan, memberi kasih sayang dan tidak boleh  memaksa kehendak karena anak adalah sosok pribadi yang merdek. (Muryanto 1 2009)

2.2     kemandirian anak

Setiap orang tua pasti mendambakan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri. Itu merupakan tujuan dalam mendidik, biasanya orang tua menerapkan kemandirian dalam keseharianya. Misalnya di suruh memakai pakaian,menalikan sepatu,dan bermacam-macam pekerjaan kecil sehari hari yang dapat di lakukan sendiri.ini adalah kemandirian yang di terapkan pada fisik anak.

Selain ada kemandirian fisik ada  juga ada kemandirian sikap dan perilaku.orang tua perlu membiasakan anak untuk menyelesaikan permasalahanya sendiri.                                                         

Ada beberapa hal pokok yang harus di terapkan dalam menciptakan kemandirian bagi mereka di antaranya.

a.            Melayani kebutuhan intelektualnya

         Kedewasaan akan mendorong anakuntuk ingin tahu berbagai hal. Ini akan membutuhkan peranan orang tua dalam memberikan informasi dan pengetahuan yang benar pada mereka .apabila ia menanyakan sesuatu , cobalah beri kesempatan padanya untuk menjawab, apabila jawaban itu benar berilah  satu penghargaan agarpikiranya berkembang, dan apabila jawabanya salah luruskanlah jawaban tersebut .  ini sangat baik bagi kecerdasan intelektual mereka.

                                                                                                                                                                                               Kadang kala anak memiliki keinginan untuk memahami apa yang telah terjadi padanya, dan hal yang ingin di kerjakan di saat-saat tertentu. Karena ia juga ingin mengendalikan kepekaan-kepekaan, yaitu ingin memahami diri sendiri maupun mengendalikan diri dalam situasi konflik.

1.          arti penting dunia batin

seorang individu lahir ke dunia, kepandaian intrapersonalnya           berkembang sebagai hasil sebuah kombinasi antara keturunan, lingkungan, dan pengalaman semakin baik seseorang membawa keecerdasan ini pada kesadaranya, maka semakin baik pula ia dapat menghubungkaan dunia batinya ke pengalaman dunia luar.

2.         Memahami diri sendiri

   Kecerdasan intrapersonal atau cerdas diri merupakan kemampuan           seseorang untuk memahami diri sendiri, mengetahuisiapa dirinya, apa yang dapat ia lakukan, apa yang ingin ia lakukan, bagaimana reaksi diri terhadap sesuatu situasi dan memahami situasi seperti apa yang sebaiknya ia hindari, serta mengarahkan dan mengintropeksi diri.

 

    Anak memiliki kecerdasan intrapersonal yang baik maka ia memiliki pemahaman yang baik pula terhadap dirinya sendiri, dan tidak menjadi sosok pengacau saat berinteraksi dengan kelompok sosialnya. Selain itu, ia juga dapat mengetahui apa saja yang dapat ia lakukan dan dapat mengetahui individu yang tepat saat ia memerlukan bantuan.

3.          perlu di asah

          untuk mendapat kecerdasan anak perlu mendapatkan perangsangan dan pengasahan yang tepat pada aspek kecerdasan. Kecerdasan anak di pengaruhi oleh kecerdasan intrapersonal anak. Ada beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal anak yaitu dengan memberikan kesempatan pada anak untuk mengenalkan perasaan dan emosi yang tejadi pada anak. (Muryanto 23 2009)

b.       Beri semangat anak agar anak kreatif

Dalam hidup anak akan menemukan ha-hal yang menghambat aktifitasnya seperti mainannya rusak, sepeda rusak, dan lain-lain. Kebanyakan jika menemui ini akan lapor kepada orang tua. Apabila seperti ini dapat di arahkanya kepadanya bahwa setiap masalah tidak harus lapor orang tua. Ada sumber lain yang dapat membantu untuk mengatasi masalah tersebut.

Ada beberpa hal yang dapat mendorongkan kreatifitas anak di antaranya mengajukan pertanyaan tentang bagaimana mengubah sesuatu agar lebih baik. Misalnya menggunakan pertanyaan apa yang terjadi jika, atau, dan lain-lainya. Di samping itu orang tua dapat memberikan:

 

 

1.     Permainan kretif

     Orang tua memberi permainan dengan “mengikuti petunjuk” ini akan mendorong ana k untuk kreatif dengan melihat contoh. Misalnya di arahkan untuk melihat bangunan dengan bisa di beri bahan dari balok, atau malam. Ini dapat mendorong mereka untuk merancang sesuai dengan kemampuanya.

2.      Berikan konsep cerita bersambung

Berikan cerita bersambung baik legenda atau cerita dongeng. Bila anak sudah bisa membaca kasihkan buku-buku cerita, latihlah daya imajinasinya terhadap  apa yang di ceritakan ataupun yang di dengarnya. Anda bisa menyuruhnya untuk memperagakan pesan suatu tokoh atau menentukanya.

3.      Berikan gambar tokoh

Berikan gambar tokoh dan beri pemahaman anak tentang suatu yang berkaitan dengan tokoh itu. Ajaklah untuk memahaminya dan suruhlah untuk menirukan atau menggambarkanya sekaligus perasaan dari pemikiranya.

(muryanto 23 2009)

2.3    menanamkan budi pekerti pada anak

         Budi pekerti atau moralitas sangat penting dalam menunjang pergaulan. Karena dengan budi pekerti yang luhur pasti akan di terima di lingkunganya, dapat berkumpul, dan berteman dengan baik sehingga mendorong anak agar dapat berinteraksi dengan baik.

         Sebelum mengetahui lebih banyak tentang menanamkan budi pekerti pada anak ada yang terlebih dahulu kita mengerti yaitu apa itu budi pekerti.

         Budi pekerti merupakan sebuah akumulasi dari cipta, rasa, dan karsa yang di terapkan dalam sikap, kata-kata, dan tingkah laku yang menyangkut kesopanan dalam bertindak, kesantunan dalam bersikap, kedewasaan dalam pergaulan, dan menghormati sesama.

         Seseorang yang berbudi pekerti biasa  di sebut dengan budiman. Anak yang budiman mudah di terima di mana saja karena telah melakukan suatu hal yang baik terhadap lingkungan dan meninggalkan hal-hal yang buruk bagi lingkunganya.

         Anak yang budiman bisa di lihatdari.

1.        Perbuatan yang baik di lakukan berulang-ulang.

2.        Perbuatanya timbul tanpa di pikirkan, jadi merupakan kebiasaan.

 

   Budi pekerti bertujuan supaya anak mampu mewujudkan sikap dalam memahami komunikasi. Guna menjaga hubungan dengan orang lain, agar tercipta keharmonisan dan keselarasan dalam pergaulan hidup.

 

   Ada hal yang harus di perhatikan orang tua dalam menanamkan budi pekerti. Sebelum menanamkan pada anak tanamkan dulu pada diri orang tua sehingga mereka dapat menerima hal tersebut. Mustahil terwujud jika ia di tuntut untuk mempunyai budi pekerti sementarq orang tua sering terlihat menunjukkan perilaku yang tidak terpuji. Beberapa hal dalam penanaman budi pekerti.

1.          Budi pekerti keimanan.

2.          Budi pekerti dengan sesamanya.

3.          Budi pekerti terhadap diri sendiri.

4.          Budi pekerti terhadap alam.

(muryanto 35 2009)

2.4         Membentuk Kepribadian Anak

         Dengan kata lain membentuk kepribadian anak adalah membentuk anak

 berakhlak yang baik. Nabi Muhammad saw juga menjadikan akhlak terpuji

 sebagai kesempurnaan iman, sebagaimana sabdanya: “orang mukmin yang paling

sempurna keimananya adalah yang paling baik akhlaknya”.

 

 

1.MENGAJARKAN KEJUJURAN

Kejujuran merupakan sifat yang terpuji. Kejujuran adalah sifat yang tidak dapat

datang sendiri. Kejujuran, sufat yang harus dilatihkan setiap hari. Dan kejujuran

hanya ada didalam hati. Menanamkan kejujuran pada anak harus dilakukan

sekalipun sering menemui banyak rintangan. Penanaman sikap ini bukan hal yang

mudah karena orang tua tidak cukup hanya memberi seabrek teori untuk

dihafalkan. Orang tua diharapkan dapat memberi contoh perilaku jujur dalam

setiap hal di hadapan anak. Sekilas tampak mudah namun sebenarnya memerlukan

pengorbanan yang besar untuk memberi contoh perilaku seperti ini. Mengajarkan

anak untuk tidak bohong berarti orang tua tudak boleh bohong. Mengajarkan

kejujuran pada hakekatnya harus melatih anak untuk bersukap jujur dalam setiap

langkah.

 

Tidak salah apabila orangtua memformat sedemikian rupa sehingga anak mau

mengedepankan kejujuran. Agar menjadi anak yang jujur, orang tua tidak bisa

tinggal diam,. Anak perlu diberi cerita-cerita tentang mulianya sifat jujur baik

didepan masyarakat maupun dihadapan Allah SWT. Tanamkan pada anak bahwa

bersikap jujur akhirnya menang dan bohong akan ada pada pihak yang kalah.

Siapa yang jujur akan disayang Tuhan. Pengertian seperti inilah yang mestinya

disampaikan kepada anak. Tanamkan pemahaman bahwa tidakada ruang untuk

berlaku bohong. Di tempat manapun dan kapanpun Tuhan melihat-Nya. Berniat

tidak jujur sedikit pun Tuhan mengerti. Oleh karenanya kita harus berlaku jujur

karena Tuhan selalu mengawasi. Siapa jujur akan makmur. Siapa jujur akan

banyak saudara (siapa jujur akeh sedulur: Jw). Tidak jujur, akan hancur. Untuk itu

kalimat-kalimat seperti diatas terus dikumandangkan agar anak benar-benar mau

menerapkannya. Jangan bosan menyampaikankebaikan sifat jujur pada anak

Kejujuran harus diberikan kepada anak karena sifat jujur akan menutup sikap

yang tidak semaunya sendiri. Nabi Muhammad SAW menasihatkan: “Hendaknya

kamu berlaku benar (jujur) karena jujur itu menunjukkan (menuntun) kepada

perbuatan baik, dan perbuatan baik itu menuntunkearah surga”.

Dalam surat Yunus ayat 69 juga ditegaskan bahwa ketidakjujuran (kebohongan)

merupakan sifat dan sikap yang tidak disukai Tuhan. Oleh karenanya, bohong

sangat tidak menguntungkan. Firman Allah itu berbunyi: “Katakanlah:

‘Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah

tidak beruntung’

Pembelajaran kejujuran ini dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Sambil

nonton televisi pun bisa mengajarkan kejujuran. Misalnya, berita pada patroli,

sergap dan derap hukum pasti akan mengundang pasti akan mengundang iba si

anak kepada pelaku pencurian, pembunuhan dan kejahatan lain yang telah tampak

babak belur setelah dilawan masa. Wajahnya rusak, tangannya bengkak dan

kakinya ditembak. Anak pun akan berkomentar, “pak, kasihan dia. Hii!”.

Kita selaku orang tua harus bisa memasukkan pelajaran kejujuran pada anak. “Adi

itu hasilnya orang yang tidak jujur. Oleh karena itu, Adi harus jujur, tidak boleh

mencuri seperti dia!”.

Apabila setiap waktu dalam berbagai pristiwa dan suasana, pengertian,

pemahaman dan akibat ketidak jujuran itu kita sampaikan, insya Allah sifat jujur

akan melekat dihati anak. Kunci keberhasilan mengajarkan kejujuran

sesungguhnya terletak pada ketelatenan dan perhatian kita (orang tua) kepada

anak.dan tidak kalah pentingnya adalah tercerminnya sikap orang tua, dalam

kehidupan keluarga yang seharusnya sebagai motor penggerak dan tauladan nyata.

Kisah diatas memberikan gambaran bahwa jika hati ini benar-benar mau bersikap

jujur ternyata dapat mengendalikan tindakan yang lain.

2.MENGAJARKAN KEBERANIA

“Ajarkan keberanian karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang penakut”.

 

Mengajarkan keberanian kepada anak artinya menanamkan pengertian,

pemahaman dan sikap mental tentang sifat berani. Sifat berani yang diberikan pun

adalah yang telah terseleksi. Artinya, tidak asal berani tanpa perhitungan

diberikan tetapi berani melakukan sesuatu yang sesuai dengan tuntutan agama

disertai berani bertanggung jawab.

Kehidupan merupakan kesempatan sekaligus tuntutan menampilkan keberanian.

Dalam segala hal, keberanian itu sangat dipelukan. Oleh karena itu sifat penakut

yang menelikung sebagian besar manusia ini perlu dijauhkan dari anak. Jangan

dibiarkan anak menjadi penakut dan pengecut. Jangan sapai sikap rendah diri

berkembang tanpa tepi pada anak. Sebab sikap ini hanya akan membuat anak

tidak bisa bersikap apa-apa di depan orang lain. Kembangkan sikap yang tegas

dan berani menghadapi rintangan yang sedang ada dihadapannya. Pupuklah sikap

tegas dan berani yang telah termiliki oleh anak, jangan sampai hilang termakan

pergaulan sehari-hari.

(anonim http://www.kompasiana.com/tanamilmu/membentuk-kepribadian-anak_55107b79a333118b37ba84c4)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

       


 

CATATAN : 

1. EDITING AKHIR (SPACI)

2. PENULISAN CATATAN KAKI (KUTIPAN DARI BUKU)

  

 

 

 

BAB III

PEMBAHASAN

3.1     Perkembangan anak remaja

 

          Seorang remaja masih tergolong sebagai anak dan orang bilang masa remaja itu masa yang paling indah. Masa ini merupakan pencairan jati diri dan mulai kuat dalam memutuskan apa yang terbaik bagi mereka menganggap dirinya mampu menghadapi semua permasalahan, dan menganggap dirinya serba mengetahui, kurang menghormati orang tua. Sebagai orang tua janganlah merasa apa yang di lakukanya sebagai bentuk serangan. Sesekali perlu larut dalam keadaan mereka dengan begitu akan meningkatkan kemampuan remaja dalam jati diri. Hubungan yang hangat dalam keluarga membuat kita menerangkan perasaan kita, dan orang tua akan rela hati untuk mendengarkan kita, juga mau menjelaskan alasan pelarangan dalambahasa yang santai seringnya membuat kesepakatan antara kita dan orang tua akan sangat membantu perkembangan remaja termasuk perkembangan kehidupan sosial kita.

         Perlu di ketahui  bahwa dalam undang-undang perlindungan anak pasal 11 menyebutkan.

         “setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang bergaul dengan anak yang sebaya bermain, berkreasi, dengan minat bakat dan tingkat kecerdasanya demi pengembangan diri.

         Dengan landasan peraturan di atas kita akan lebih memahami perilaku remaja, adapun sikapnya yang perlu di pahami di antaranya:

1.      Remaja selalu berkeinginan untuk pisah dengan keluarganya,             menentang aturan dan nilai-nilai yang ada demi menetapkan individualitasnya yang biasa di lakukan dengan konfromtasi atau melalui konflik.

2.      Remaja biasa menganggap dirinya hebat tidak butuh bantuan orang lain, biasanya di ekspresikan dengan bersikap kasar mengejek orang tua, atau orang lain dan tidak ingin bersamanya.

3.      Terjadinya perubahan hormonal yang meyebabkan perubahan diri suasana hati yang dapat meningkatkan kepekaan kemarahan, menumbuhkan perkataan yang di lampiaskan dalam pergaulan yang mungkin terdengartidak senonoh.

(muryanto 9 2009)

3.2  perilaku dan pola asuh pada anak

Ketika anak sudah mennunjukkan perilaku seperti mulai memberontak bersikap kasar menjadi orang tua sudah bisa menerapkan kedisiplinan dengan menerapkan sistem ini akan mengajarkanya untuk berlatihan tanggung jawab dengan memotivasi. Langkah tersebut untuk membangun percaya diri dan akan membuat mereka merasa di cintai. Dan ini sangat membantu perkembangan mental dalam bergaul. Langkah-langkah yang harus di lakukan guna membantu perkembangan adalah :

a.         Meluangkan waktu untuk anak

          Anak perlu mendapat perhatian yang cukup dari orang tua, sehingga harus dapat meluangkan waktu bersama mereka. Bukan apa yang harus di berikan pada anak, melainkan waktu bersama anak. Dengan keadaan seperti itu akan membawanya dalam perasaan yang gembira dan merasa berharga di mata orang tuanya, juga dapat meningkatkan pemahaman tentang perbuatan yang benar dan salah.

b.        Buatlah diri kita menjadi contoh

         Perilaku anak biasanya mencerminkan tentang apa yang di lihat, maka kita harus berhati-hati dalam bertindak apabila berada di sekitar mereka. Berikan contoh perilaku yang baik padanya janganlah memerahi bila ia melakukankesalahan, misalnya melempar sepatu setelah di lepas. Sebagai orang tua dapat memberi contoh mengambil dan menaruh di rak sepatu dengan sepengetahuanya. Bila melakukan lagi di hari berikutnya, maka kita harus tetap mengarahkan agardi taruh sseperti kemarin jangan sampai melakukanya dengan nada marah sehingga tidak menyinggung perasaanya. Sehingga ia dapat menggunakan akal dan daya ingaat mereka akan tumbuh serta tidak akan mengulangi di hari berikutnya. Selain itu masih banyak hal-hal positif yang dapat di contohkan kepada anak.

c.          Melatih anak untuk mandiri

   Walaupun anak masih kecil masih usia dua tahun larutkan anak dalam kesibukan sehari-hari anak akan memahaami bagaimana melakukan sesuatu yang terbaik untuk dirinya, dapat mengajak belajar, mengajaknya memilih sayur, membuang sampah, dan kegiatan lain yang di rasakan anak sudah mampu hal ini jangan sampai kelewat batas karena dapat mengakibatkan anak merasa tidak penting.

 

d.         Perlihatkan anak dengan sebab akibat

         Janganlah terlalu banyak mencampuri urusan serta memperhatikan mereka secara berlebihan. Apabila hal ini terjadi akan menciptakan pribadi-pribadi manja pada anak. Biarkan mereka menanggung konsekuensi yang timbul akibat perbuatanya.

(muryanto 13 2009)

 

3.3    menanamkan budi pekerti pada anak

         Budi pekerti atau moralitas sangat penting dalam menunjang pergaulan. Karena dengan budi pekerti yang luhur pasti akan di terima di lingkunganya, dapat berkumpul, dan berteman dengan baik sehingga mendorong anak agar dapat berinteraksi dengan baik.

 

         Sebelum mengetahui lebih banyak tentang menanamkan budi pekerti pada anak ada yang terlebih dahulu kita mengerti yaitu apa itu budi pekerti.

 

         Budi pekerti merupakan sebuah akumulasi dari cipta, rasa, dan karsa yang di terapkan dalam sikap, kata-kata, dan tingkah laku yang menyangkut kesopanan dalam bertindak, kesantunan dalam bersikap, kedewasaan dalam pergaulan, dan menghormati sesama.

 

         Seseorang yang berbudi pekerti biasa  di sebut dengan budiman. Anak yang budiman mudah di terima di mana saja karena telah melakukan suatu hal yang baik terhadap lingkungan dan meninggalkan hal-hal yang buruk bagi lingkunganya.

 

         Anak yang budiman bisa di lihatdari.

 

1.           Perbuatan yang baik di lakukan berulang-ulang.

2.           Perbuatanya timbul tanpa di pikirkan, jadi merupakan kebiasaan.

 

   Budi pekerti bertujuan supaya anak mampu mewujudkan sikap dalam memahami komunikasi. Guna menjaga hubungan dengan orang lain, agar tercipta keharmonisan dan keselarasan dalam pergaulan hidup.

 

   Ada hal yang harus di perhatikan orang tua dalam menanamkan budi pekerti. Sebelum menanamkan pada anak tanamkan dulu pada diri orang tua sehingga mereka dapat menerima hal tersebut. Mustahil terwujud jika ia di tuntut untuk mempunyai budi pekerti sementarq orang tua sering terlihat menunjukkan perilaku yang tidak terpuji. Beberapa hal dalam penanaman budi pekerti.

1.           Budi pekerti keimanan.

2.           Budi pekerti dengan sesamanya.

3.           Budi pekerti terhadap diri sendiri.

4.           Budi pekerti terhadap alam.

(muryanto 35 2009)

 

3.4         kenakalan pada anak dan penanggulanganya.

                   Menjadi orang tua hal yang paling sulit adalah mengendalikan emosi dalam mengasuh dan mendidik. Secara teori orang tua mungkin sudah mendapatkan dari buku-buku yang ada, atau mengikuti seminar tentang perkembangan anak. Tetapi dalam kenyataanya begitu menghadapi kenakalan mereka, maka hilanglah semua teori yang di dapat.

 

                   Ketidak mampuan orang tua dalam mengendalikan emosi memunculkan hal yang tidak seharusnya seperti pemukulan atau kekerasan fisik. Walaupun penyesalan hadir di kemudian, karena padadasarnya anak belum bisa memahami antara tindakan nakal menurut orang tua,dengan pukulan yang di terimanya. Ia hanya bisa merasakan sakitnya pukulan yang di terima, tanpa berfikir kenapa mendapat pukulan. Bila hal ini dapat membuatnya jera untuk mengulangi perbuatan, bukan karena menyadari kenakalan yang telah di perbuat, tetapi karena takut akan mendapat pukulan.

 

                   Dalam mengatasi kondisi seperti ini, sebagai orang tua jangan menasehati kejadian, tetapi setelah dalam keadaan tenang. Jadi supaya efektif, nasehat dapat di lakukan pada saat ia sudah tidak emosi. Sebab menasehati anak dengan berteriak dan dalam keadaan emosi sama sekali tidak akan membuahkan hasil.

 

                   Bagi orang tua yang mempunyai kebiasaan melakukan kekerasan pada anak, ada cara efektif untuk menghilangkanya yaiti dengan membaca tulisan atau artikel tentang bahayanya melakukan kekerasan fisik sehingga orang tua akan teringat terus akibat-akibat memberikan hukuman fisik pada anak.

   

1.          buat peraturan.

         Orang tua dapat menerapkan peraturan, seperti kapan harus belajar berikan lah peraturan yang sederhana melihatkan mereka dalam proses pembuatanya, sehingga akan tahu konsekuensi yang akan di terima jika melanggar peraturan-peraturan tersebut.

 

2.       Mencegah lebih baik dari pada mengobati.

    Ketika sudah menunjukkan hal-hal yang di luar batas kewajaran segeralah ambil tindakan. Alihkan pada hal lain yang dapat di lakukan oleh mereka, ini lebih baik dari pada memberi tahu kesalahanya.

 

3.   Memahami perilaku anak.

         Bila memiliki anak yang cenderung nakal maka orang tua harus dapat memahami serta mengidentifikasi pemicu kenakalanya. Sehingga dapat memahami dan mengatasinya karena sudah faham penyebab hal tersebut.

                   Di samping mengatasi juga harus intropeksi diri tentang apa yang telah di berikan seperti perhatian dan kebersamaan. Jangan salahkan perilaku tersebut, tapi carilah jalan keluar agar dapat berubah lebih baik.

 

                                                        BAB IV

 

                                            PENUTUP

 

 

 

 4.1.   Kesimpulan

           Manusia selau mengalami perubahan, baik itu perubahan yang bersifat fisik

(bentuk tubuh) maupun yang bersifat nonfisik (sifat dan tingkah laku). Masa

remaja merupakan masa yang pasti dialami oleh setiap orang. Pada masa ini, pola

pikir kita mengalami peralihan darii pola pikir yang masih bersifat kekanak-

kanakan menjadi pola pikir yang lebih dewasa. Setelah melewati masa remaja

 maka setiap orang akan memasuki sebuah tahapan atau fase yang disebut dengan

 fase pendewasaan. Di dalam fase ini manusia mengalami perubahan pola pikir

menjadi lebih matang secara bertahap.

 

 

          Pada masa remaja biasanya setiap individu masih bingung dalam

menentukan siapa sebenarnya dia (tahap pencarian jati diri) dalam artian masih

mencari apa yang harus ia lakukan dalam kehidupannya. Pada masa inilah

diperlukan penanaman nilai-nilai norma yang berlaku agar pada waktu menjalani

 fase pendewasaan tidak terjerumus kedalam jurang kesalahan yang dalam.

          

           Pergaulan remaja yang bebas sebenarnya dikarenakan oleh segala macam

perkembangan yang di salah artikan oleh remaja itu sendiri maupun

lingkungannya.

 

           Seorang remaja masih tergolong sebagai anak dan orang bilang masa

remaja itu masa yang paling indah. Masa ini merupakan pencairan jati diri dan

mulai kuat dalam memutuskan apa yang terbaik bagi mereka menganggap dirinya

mampu menghadapi semua permasalahan, dan menganggap dirinya serba

mengetahui, kurang menghormati orang tua. Sebagai orang tua janganlah merasa

apa yang di lakukanya sebagai bentuk serangan. Sesekali perlu larut dalam

keadaan mereka dengan begitu akan meningkatkan kemampuan remaja dalam jati

diri. Hubungan yang hangat dalam keluarga membuat kita menerangkan perasaan

kita, dan orang tua akan rela hati untuk mendengarkan kita, juga mau menjelaskan

alasan pelarangan dalambahasa yang santai seringnya membuat kesepakatan

antara kita dan orang tua akan sangat membantu perkembangan remaja termasuk

perkembangan kehidupan sosial kita.

 

           Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan

dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan

norma yang berlaku di dalam masyarakat serta dituntut peran serta orangtua dalam

memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari anaknya, memberikan

pendidikan agama.

 

           Pergaulan juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan

kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan

kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok

guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu

lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi

remaja yang masih mencari jati dirinya.

 

 

           Dalam perkembangannya, kehidupan di jaman yang telah maju ini

memiliki dampak bagi masyarakat terlebih lagi dalam pergaulan remaja masa kini.

Pergaulan pada remaja masa kini telah jauh dari batas norma yang telah

ditetapkan. Telah banyak penyimpangan yang dilakukan oleh para remaja dalam

pergaulannya.

 

 

B. Saran

1).      Kepada pihak orang tua, berikan semua yang terbaik untuk anak tetapi tetap

memperhatikan dalam membimbing dan mengarahkan remaja dengan dalam memberikan

pandangan yang benar.

 

2).      Kepada generasi muda agar menetapkan tujuan dan arah hidup yang jelas, belajar

lebih mengenal diri sendiri, meningkatkan ke imanan dan ketakwaannya dengan mengisi

kegiatan yang bermanfaat serta bergaul dengan teman secara benar. Tingkatkanlah

pengetahuan tentang segala perkembangan dengan tetap meningkatkan pula keimanan

dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

 

3).      Kepada para remaja baik pelajar maupun mahasiswa agar selain belajar juga ikut

ambil bagian dalam kegiatan yang positif dan kreatif dalam rangka menyalurkan energy

 yang berlebih sehingga tidak mengarah pada penyaluran dorongan bilogis secara

 langsung, misalnya dengan kegiatan. Keolahragaan, pecinta alam, dan kegiatan-kegiatan

 lain yang bersifat mengembangkan potensi dan bakat masing-masing. Semoga dengan

 makalah ini anda dapat memahami makna materi yang saya bahas.Setelah memahaminya

 janganlah berbuat menyimpang atau suka bergaul bebas karena itu dapat merusak nama

baik dirimu,keluarga,dan dilingkungan masyarakatmu sendiri.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                DAFTAR PUSTAKA

 

Yusuf al uqshary 2005 Sukses Bergaul Gema Insani

Tim Jordan. 2006. Kiat Sukses Menjadi Orang Tua, Dolphin Book

UU. No. 23 Tahun 2003 tentang perlindungan anak

Prof A. Qodri Azizy Ph. D. 2003. Pendidikan Untuk Membangun Etika.

         Aneka Ilmu

Putri Pandan Wangi. 2005. Mendidik Anak Prasekolah. Damar Pustaka

Prof Dr. H. Muhammad Surya. 2001. Bina Keluarga. Aneka Ilmu

Dr. Loso. 2007. Budi Pekerti 1. Aneka Ilmu

Dr. Loso. 2007. Budi Pekerti  4. Aneka Ilmu

Sumirin Mpd. 2007. Budi Pekerti 3. Aneka Ilmu

Suroso. 2007. Budi Pekerti 2. Aneka Ilmu

Kid. Guidey -8 years. 2007. Bekasi. PT. Bali Max Media

Kompas Edisi Jumat 27 Agustus2007

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

trenggalek

Definition List


Selamat datang di Blog kecil kami. sebuah catatan perjalanan yang tak pernah usai.

Unordered List

Support