Jumat, 11 Mei 2012
kali ini saya akan memposting tulisan saya yang berkaitan dengan perkuliahan kritik sasyra. tulisan ini merupakan tugas kuliah saya dimana ketika saya msih
pada semester 5
cekidott... . . . . . . .
POKOK KAYU
Sapardi Djoko Damono
“Suara angin di rumpun bambu
Dan suara kapak di pokok kayu,
Adakah bedanya, Saudaraku?”
“Jangan mengganggu,” hardik seekor Tempua
Yang sedang mengerami telur-telurnya
Di kusut rambut Nuh yang sangat purba
PEMBAHASAN
1. Tahap Deskriptif
Adalah tahap pemaparan data
- dalam satu puisi terdapat 2 bait
- tiap bait terdiri dari 3 baris
- tiap baris terdiri 1- 6 kata
- pencipta Sapardi Djoko Damono
2. Tahap Penafsiran/ penafsiran
Yaitu makna dari puisi, baik yang tersurat maupun yang tersirat
- Pokok kayu = sesuatu yang berhubungan dengan kayu
- Bait I
- Suara angin dirumpun bambu
( suara-suara yang ditiup oleh angin)
- Dan suara kapak yang dipokok kayu
( maksudnya suara-suara kapak yang sedang menebangi kayu)
- Bait II
- “Jangan mengganggu” hardik sang tempua
yang sedang mengerami telur-telurnya
(maksudnya adalah penebangan pohon yang secara sembarangan dapat merusak ekosistem alam seperti burung-burung, yang mengerami telurnya merasa terganggu dengan adanya perusakan alam)
- Di kusut rambut Nuh yang sangat purba
(maksudnya di jaman nabi Nuh (zaman dulu) mausia akan mendapatkan musibah atau bencana yang disebabkan oleh kerusakan manusia itu sendiri)
3. Tahap Analisis
Adalah analisis atau penguraian. Merupakan rangakian kritik yang sudah menjelaskan/ menguraikan data
Puisi berjudul “Pokok Kayu”
Menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan kayu atau alam. Dan disaat alam dalam keadaan subur, kayu-kayu yang ditiup angin serta dedaunan yang terlihat hijau membawa kesejukan dan memberi nuansa damai. Namun, kesejukan itu tidak bertahan untuk waktu yang lama karena hasrat manusia yang ingin membuka lahan baru, dengan kapak mereka menebangi pohon. Dengan menebang pohon secara semabrangan, dapat mengganggu kehidupan burung-burung yang sedang mengerami telurnya. Dan disitulah bumi akan mendapatkan musibah, dengan kelakuan manusia yang serakah tak dapat dipungkiri lagi bahwa dapat merusak lingkungannya.
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan penilaian hasil simpulan dari rangkaian tahap analisis sebelumnya. Analisis simpulan dapat berupa pujian, berbobot baik, indah, menarik dan unik. Bisa juga cemoohan, ejekan, dianggap jelek, bermutu tidak menyentuh nilai-nilai kemanusiaan.
Dari puisi berjudul “ Pokok Kayu” diatas, dapat disimpulkan bahwa makna sajak puisi tersebut begitu mendalam, yaitu seorang penulis memberikan pesan kepada pembaca yaitu apabila bumi dirawat dengan baik pasti akan membawa kebaikan, sedangkan apabila bumi tidak dirawat atau rusak oleh tangan-tangan jahil pasti bumi akan membalas dengan musibah.
"berterima kasihlah ketika kita menerima sesuatu apapun itu meski hanya sebutir padi"
"kata-kata mutiara pun kadang juga tak selalu benar"
0 komentar:
Posting Komentar